Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona Malang Batu Surabaya Jatim Minggu 16 Agustus 2020: Positif 27903 Sembuh 20839
Berikut update virus corona di Malang Batu Surabaya Jatim Minggu 16 Agustus 2020: Positif Covid-19 total 27903 dan sembuh 20839.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Data di atas dikutip dari http://infocovid19.jatimprov.go.id.
Berikut update berita terkait virus corona di Jawa Timur:
- Calon Obat Covid-19 Pertama di Dunia Sedang Digarap Unair
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berencana segera menemui BPOM untuk mengurus perizinan kombinasi obat Covid-19.
Rencananya, Rabu (19/8/2020), Unair akan mempresentasikan hasil perkembangan obat Covid-19 pada BPOM.

Rektor Unair, Prof Moh Nasih, mengatakan obat kombinasi yang diteliti Unair telah melewati tahap uji klinis.
Dari lima kombinasi obat penawar yang yang ditemukan, hanya tiga yang disarankan karena mempunyai potensi penyembuhan terbesar.
Yakni , Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Berdasarkan hasil uji klinis tiga obat tersebut memiliki tingkat efektivitas lebih dari 90 persen.
"Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik."
"Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya. Dan yang paling rendah di angka 92 persen."
"Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak," ungkap Rektor Unair, Prof Nasih, Minggu (16/8/2020).
Sebelumnya, kata Nasih, pihaknya juga telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1.100 sampel Dari berbagi multicenter.
Yaitu RS TNI, serta dari RSUA, RS TNI-POLRI, dan RS Lamongan.

Dari hasil itu yang memenuhi syarat inklusifitas dan lainnya sekitar lebih dari 750 sampel.
"Di awal-awal kami menyiapkan 13 multicenter yang ada. Dalam masa persiapan sudah mulai berjalan 2 hari, 3 hari, kemudian ada 'kasus' di RS Dustira yang ribuan (tekonfirmasi Covid-19) kemudian kami dipanggil untuk menangani di sana. Tentu fokus kami kemudian terbelah, sehingga kami sekaligus melakukan uji klinis di sana," papar Nasih.
Dikatakan Nasih, ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal.
Kendati hasil kombinasi, BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru. Karenanya, pihaknya masih menunggu pembahasan dengan BPOM.
"Tentu BIN dan KASAD yang akan mempresentasikan ke BPOM untuk memperlancar proses terbitnya izin produksi dan edar."
"Dalam pembicaraan sebelumnya, rencananya Rabu akan ada pertemuan dengan BPOM untuk menjelaskan berbagai isu secara gamblang dan detail," jabarnya.
Termasuk di dalamnya, pihaknya akan mendiskusikan terkait teknis yang berkaitan dengan bahan-bahan obat dengan pihak kimia farma dan lembaga biologi Angakatan Darat, yang akan memproduksi obat penawar tersebut.
"Untuk mempersiapkan lebih teknis agar obar bisa segera diproduksi bila ijin edar segera terbit. Dan kami masih menunggu panggilan dari BPOM," imbuhnya.
Akan tetapi, lanjutnya, pihaknya sudah minta perubahan dan perbaikan ke BPOM sepanjang memenuhi persyaratan.
Dan yang terpenting, untuk di Bandung BPOM sudah melakukan inspeksi.
"Dari inspeksi ini, temuan-temuannya sudah kita tindak lanjuti. Tidak ada pertemuan merger. Jadi kita tindak lanjuti langsung," pungkasnya.
Perlu diketahui, hasil kombinasi obat penawar Covid-19 ini merupakan penelitian bersama yng dilakukan oleh Unair, TNI Angkatan Darat (AD), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri.
Obat ini hampir dipastikan akan menjadi obat pertama untuk penyakit Covid-19 di dunia.
(Sulvi Sofiana/Sarah/SURYAMALANG.COM)