Berita Mojokerto Hari Ini

Bupati Mojokerto Ingatkan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Upaya Antisipasinya

Setidaknya di wilayah Mojokerto ada kawasan hutan seluas 25.021,40 hektare yang di antaranya 10.181,10 hektare adalah hutan konservasi.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yuli A
mohammad romadoni
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengecek peralatan untuk kesiapsiagaan Karhutla di Kabupaten Mojokerto. 

Setidaknya di wilayah Mojokerto ada kawasan hutan seluas 25.021,40 hektare yang di antaranya 10.181,10 hektare adalah hutan konservasi.

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Personel gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) disiagakan dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Mojokerto.
  
Apalagi sejumlah titik rawan terjadinya Karhutla terutama di wilayah selatan yang merupakan kawasan hutan dan pegunungan, Trawas dan Pacet.


Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, mengatakan rawan bencana Karhutla menyusul puncak kemarau Agustus-September 2023.


Setidaknya di wilayah Mojokerto ada kawasan hutan seluas 25.021,40 hektare yang di antaranya 10.181,10 hektare adalah hutan konservasi.


Hutan konservasi dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soeryo.


Tak hanya itu, sekitar 10.656,70 hektare hutan produksi dan 4.183,60 hektar hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.


"Kawasan hutan di Kabupaten Mojokerto terutama di bagian selatan kawasan pegunungan dan perbukitan. Populasi tanaman semak-semak dan tegakan hutan, dominasi pohon jenis pinus dan jenis rimba lainnya. Sehingga menjadikan Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang memiliki daerah rawan kebakaran," ungkapnya, Jumat (28/7/2023).


Ia mengatakan upaya dalam pengendalian Karhutla yakni melakukan mitigasi secara masif maupun penanganan langsung. 


"Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan kita, dan melaksanakan gladi simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan," bebernya.


Menurut Ikfina, inspeksi dan simulasi kebakaran hutan dan lahan perlu dilakukan untuk mengukur dan mengecek kondisi peralatan sekaligus  kemampuan petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan.


"Selain itu, juga merupakan edukasi pembelajaran untuk masyarakat sekitar di wilayah hutan, dalam hal pencegahan dan penanganan Karhutla," tandasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved