Kesibukan Sehari-hari Pembunuh Mahasiswa UI Cuma Main Kripto, Hidupnya Gali Lubang Tutup Lubang 

Kesibukan sehari-hari pembunuh Mmhasiswa UI cuma main kripto, hidupnya gali lubang tutup lubang.

|
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Youtube TribunMedanTV/TribunnewsWiki|Facebook
Altafasalya Ardnika Basya (kanan), Muhammad Naufal Zidan (kiri). Kesibukan sehari-hari pembunuh Mmhasiswa UI cuma main kripto, hidupnya gali lubang tutup lubang  

SURYAMALANG.COM, - Kesibukan sehari-hari pembunuh mahasiswa UI selain kuliah ternyata cuma main kripto

Meski berstatus mahasiswa UI, pelaku bernama Altafasalya Ardnika Basya (23) itu sepertinya tidak begitu aktif mengikuti kegiatan kampus. 

Dari kesaksian temannya, Altaf lebih suka menghabiskan waktu dengan aktivitasnya sendiri di kontrakan. 

Bahkan sejak terjerat utang karena kripto, hidup Altaf cuma gali lubang tutup lubang alias berhutang untuk membayar utang. 

Altaf adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang membunuh juniornya sesama mahasiswa UI, Muhammad Naufal Zidan (19). 

Pembunuhan terjadi pada Rabu (2/8/2023), namun, jenazah korban baru ditemukan Jumat, (4/8/2023).

Altaf mengaku membunuh korban untuk merampas barang berharga milik Zidan karena terjerat utang pinjaman online.

Dari cerita Adha Amin Akbar (22), sehari-hari Altaf hanya berkutat pada dua kegiatan sepulang menimba ilmu di kampus.

Akbar mengatakan, mahasiswa semester 6 itu kerjaannya cuma main kripto dan nonton film. 

"Dia biasanya kalau enggak lihat chart kripto, streaming film gitu, Narcos," beber Akbar teman satu kontrakan tersangka di kawasan Kukusan, Depok, Jawa Barat, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: Tangis Histeris Ibu Mahasiswa UI Tak Sadar Permintaan Terakhir Zidan Sebuah Tanda, Kenangan Terakhir

Artikel Kompas.com 'Teman Pembunuh Mahasiswa UI Ungkap Keseharian Tersangka'.

Altaf disinyalir melihat chart kripto setiap hari karena telah merugi puluhan juta dari instrumen investasi tersebut.

Pelaku bahkan sampai meminjam uang melalui pinjaman online (pinjol) serta ke beberapa temannya untuk membiayai hidup sehari-hari, tetapi tak ada yang memberi.

"Dia sempat mengeluh susahnya mencari pinjaman untuk mengganti kerugian dengan nominal besar. Dia juga pusing untuk mencari uang (kontrakan)" terang Akbar. 

"Tapi dia hanya mengeluh saja, enggak ngomongin bagaimana cara dia menyelesaikan masalah ini," lanjut Akbar lagi. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved