Berita Malang Hari Ini

Usut Tuntas Kebenaran Sekte Pengabdi Setan di Kota Malang, Polisi Akan Panggil Pemilik Konten

Usut Tuntas Kebenaran Sekte Pengabdi Setan di Kota Malang, Polisi Akan Panggil Pemilik Konten

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Eko Darmoko
YouTube
Siska, korban sekte Pengabdi Setan di Malang. 

Saat berada di aula, Siska menyebut jika ada seorang pria memakai topeng berwarna hitam naik ke atas panggung.

Siska pun memberanikan bertanya kepada ketua yayasan bimbelnya, namun hanya direspon dengan menoleh, dan tanpa bercerita apapun.

"Semakin takutlah aku. Mulai jam 11 juga. Lalu pria yang naik panggung berbicara soal jaringan jika yang di kabupaten berkumpul di sini, yang di kota berkumpul di titik sebelah ini."

"Aku ga paham apa yang dibicarakan. Akhirnya kami berempat bilang untuk meminta pulang," ungkapnya.

Saat pamit, ketua yayasan bimbel tersebut hanya mengangguk dan tidak mengeluarkan sepatah katapun kepada Siska.

Akhirnya, mereka berempat lari dan sekitar 100 orang yang berada di aula itu pun melihat ke arah Siska.

Setelah pulang dari seminar itu, Siska mengaku mendapatkan beragam kejadian aneh.

Pertama, teman Siska yang menginap di rumah dihantui pocong. Kedua, ibu Siska melihat Siska di kamar padahal sedang keluar.

"Ketiga, di pagi hari aku nganterin ibu ke pasar. Pulangnya saat nyetir sepeda, ada yang mendorong aku dari belakang. Aku jatuh, ibuku terpental ke kanan."

"Aku jatuh telungkup ke aspal. Di belakangku sudah ada bus. Bus ngerem mendadak."

"Posisi kepala dan ban bus hanya sejengkal. Aku pingsan. Helmku pecah jadi dua dan motor hancur," akunya.

Tak terima dengan beragam keanehan, Siska pun datang berkunjung ke rumah ketua yayasan bimbelnya.

"Karena pintu tidak ditutup, aku masuk ke sana, ternyata ada 4 kertas berisi biodata kita berempat. Tertulis nama, tanggal lahir, jam kelahiran, weton."

"Aku baca punyaku, gimana sih proses aku dijadikan tumbal. Proses kematianku itu tertulis pertama aku sakit, kedua aku kecelakaan, kepalaku kayak apapun ditulis sama dia. Ketiga kalau gagal aku bunuh diri," ungkapnya.

Membaca kertas itu, Siska pun merasa emosi dengan ketua yayasan bimbelnya itu. Siska marah karena merasa tak saling kenal, namun hendak dijadikan tumbal.

"Ada pak W (tetangga ketua yayasan) yang melerai. Akhirnya dibawa ke kelurahan, diadili dan si ibu ini tadi disuruh keluar dari kampung itu," kata Siska.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved