Berita Viral
Tangis Ismail Pria NTT Datang ke Jember Ditolak Pacar dan Keluarganya, Pak RT Beri Ongkos Pulang
Viral seorang pria bernama Ismail asal NTT datang ke Jember untuk bertemu dengan pacar dan keluarganya.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAAMALANG.COM - Viral seorang pria bernama Ismail asal NTT datang ke Jember untuk bertemu dengan pacar dan keluarganya.
Namun sayang, niat baiknya itu tidak disambut gembira oleh sang pacar berserka keluarga.
Niat Ismail menemui kekasih adalah untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius.
Tak disangka, perjuangan Ismail Langga dari Kupang NTT ke Jember pun ditolak mentah-mentah.
Tanpa alasan yang jelas, gadis itu menolak Ismail.
Dalam unggahan video Instagram @ntt.updat pada Rabu, (11/9/2024), tampak Ismail duduk berdampingan dengan sang gadis.
Sementara kerabat sang gadis memberi penjelasan dan nasehat sambil merekam video.
"Sebelumnya adik saya nggak jujur, nggak bilang sama keluarga sini kalau ada adik mau kesini kan. Kalau misalnya dari kemarin jujur bahwa ada orang, ada laki laki yang mau kesini mungkin kan kejadiannya nggak seperti ini," ungkap kerabat sang gadis.
"Itu sudah," celetuk Ismail, melansir dari TribunSumsel.

Baca juga: Kisah Gadis Gendong Teman Lumpuh dari Rumah ke Sekolah Bikin Guru Terharu, Sudah Bersahabat 8 Tahun
Alhasil, Ismail pun harus kembali dengan tangan hampa.
Terlihat dalam video unggahan akun TikTok @warditerate22, Ismail menangis saat berpamitan dengan keluarga gadis tersebut dan ismail diantarkan ke terminal oleh pak RT juga diberi biaya untuk pulang ke kampung halamannya.
Tampak Ismail duduk berdampingan dengan sang gadis. Sementara kerabat sang gadis memberi penjelasan dan nasehat sambil merekam video.
Ismail lantas pulang membawa luka, dan diantar Pak RT ke terminal untuk pulang.
Tak hanya itu Ismail Langga pun diberi ongkos oleh Pak RT.
Adapun kisah cinta Ismail dengan wanita Jember berawal kenal lewat TikTok.
Keduanya pun menjalin hubungan asmara jarak jauh hingga delapan bulan.
Warganet memberi komentar beragam. Ada yang mengapresiasi hingga memberi semangat, namun ada pula yang menertawakan unggahan itu.
Akun @timormanise_ menulis,"Cinta Ismail bertepuk sebelah tangan gara2 hubungan jarak jauh. "Itu Sudah".
Sementara akun @othand.yohanes juga menulis, "Dia telah menunjukan jati diri laki-laki NTT, big Respect bro????"

Sebelumnya, seorang pemuda di Jakarta Barat nekat menusuk imam masjid lantaran cintanya ditolak.
Dikabarkan bahwa pelaku bernama Galang (24) sementara korbannya yakni Muhammad Saidi (71).
Motif Galang nekat menusuk Saidi bermula kala ia menaruh perasaan cinta terhadap salah satu cucu Muhammad Saidi.
Namun, cinta Galang terhalangi lantaran korban memberikan isyarat penolakan.
Peristiwa penusukan dilakukan Galang (24) terhadap Muhammad Saidi (71) pada Kamis (16/5/2024).
Setelah buron, Galang akhirnya berhasil ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Barat, dan motif pembunuhan pun mulai terungkap.
Diketahui bahwa Galang mencintai salah satu cucu Saidi dan merasa direndahkan saat berkunjung ke rumah korban dua tahun lalu.
Pada saat itu, Galang bekerja sebagai satpam di Pasar Kedoya, sementara cucu korban, yang berinisial A, bekerja di salah satu toko emas di pasar tersebut.
"Namun dalam kegiatan bertamunya, pelaku mendapatkan sambutan atau perlakuan yang kurang baik menurut pelaku atau terkesan merendahkan pelaku," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M. Syahduddi dikutip dari TribunJakarta, Jumat (24/5/2024).
Namun, kata Kapolres, pelaku tidak membeberkan secara detil perkataan atau sikap apa dari korban yang dianggap merendahkannya.
"Pelaku hanya menjelaskan seperti contoh ketika dia datang, korban tidak menyapa atau cenderung mendiamkan pelaku. Sehingga pelaku merasa sakit hati," tutur Syahduddi.
Menurutnya, sebenarnya pelaku sudah menyimpan dendam dan berencana menghabisi nyawa korban sejak dua tahun silam.
Tapi dia memang sengaja baru melakukan aksinya dua tahun kemudian dengan maksud agar pihak keluarga korban sudah lupa dengan dirinya.
Terlebih, antara pelaku dan cucu korban saat ini sudah tak menjalin hubungan.
"Jadi pembunuhan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan unsur SARA tapi murni kepada urusan pribadi itu dendam pelaku terhadap korban," kata Syahduddi.
Sebelum beraksi pada Kamis (16/5/2024) Subuh, pelaku sejak sepekan sebelumnya selalu mengawasi pergerakan korban yang memang selalu melaksanakan Salat Subuh berjemaah di Musala Uswatun Hasanah yang masih berada di area rumahnya.
Adapun pisau yang digunakan untuk menusuk korban dibelinya dua pekan lalu seharga Rp30 ribu.
"Jadi seminggu sebelum melakukan aksinya, pelaku melakukan observasi, datang bolak-balik ke TKP untuk memantau situasi pada saat nantinya dia akan melakukan aksinya," papar Syahduddi.
Syahduddi menjelaskan, pelaku berhasil dibekuk berdasarkan penelusuran CCTV yang terpasang di sekitar lokasi.
"Ada kurang lebih titik CCTV yg kita teliti dan kita olah, dan dari 40 titik CCTV tersebut ada 15 titik CCTV yang terkait dengan perjalanan ataupun perlintasan diduga pelaku," ujarnya.
Pelaku akhirnya berhasil dibekuk di kediamannya di kawasan Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis malam atau sepekan setelah melakukan penusukan kepada korban.
Selama sepekan itu, pelaku memang berdiam diri di dalam rumah kontrakannya itu.
Untuk mengelabui petugas, pelaku pun langsung mengubah penampilannya seusai menusuk korban.
Karenanya, penampilan pelaku saat ini berbeda dengan skesta yang disebar polisi berdasarkan hasil rekaman CCTV.
"Untuk menghilangkan jejak, pelaku cukur rambut dan kumis," kata Kapolres.
Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal berlapis tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
Penusukan kepada sesepuh di wilayah itu terjadi saat Saidi berada di tempat wudu saat hendak melaksanakan Salat Subuh berjamaah.
Saksi mata, Supriyadi menceritakan mendengar teriakan dari Saidi saat tengah bersiap salat.
Teriakan 'maling, maling' dari Saidi membuat Supriyadi dan jemaah lainnya turun ke arah sumber suara yang berasal dari bagian tempat wudu.
Begitu tiba, ia justru dibuat kaget dengan kondisi Saidi yang sudah berlumur darah. Darah memenuhi baju bagian belakang kanannya.
"Pas saya dan para jemaah pada turun, kita ngelihat pak ustaz sudah berdarah di bajunya," kata Supriyadi.
Namun, Saidi justru tak terlihat kesakitan.
Ia sempat mengaku tak sadar jika baru saja ditusuk oleh pelaku yang hingga kini masih misterius identitasnya.
"Kirain ditonjok ternyata ditusuk," ucap Supriyadi menirukan ucapan Saidi saat itu.
Bahkan, Saidi masih sanggup berjalan pulang ke rumahnya yang masih berada di area musala.
Setelah kejadian dia jalannya juga normal, dikiranya juga hanya luka ringan aja makanya dia masuk ke dalam rumah," tuturnya.
Melihat kondisi Saidi yang mampu berjalan pulang dan tak merasa kesakitan, jemaah melaksanakan salat Subuh.
Saat kejadian, mereka juga hanya fokus pada kondisi Saidi tanpa berusaha mengejar pelaku.
Namun, Saidi rupanya dilarikan ke RS Grha Kedoya oleh keluarga dan dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan upaya perawatan di rumah sakit.
Warga kemudian memutar rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lokasi.
Dalam rekaman CCTV memang tidak merekam saat peristiwa penusukan terjadi, namun hanya merekam seorang pria terduga pelaku yang lari ke arah jalan raya.
"Kejadiannya kan sekitar jam 4.37 sampai 4.40 WIB, nah kita puter rekaman CCTV di menit itu dan ada orang yang diluar nalar dan asumsi kita itu pelakunya karena dia lari keluar. Kalau orang biasa kan ga mungkin lari," papar Supriyadi.
Siapa Sudewo Bupati Pati Didemo Warga Gegara Naikkan Tarif PBB 250 Persen? Punya Harta Rp 31,5 M |
![]() |
---|
Tangis Ibu Nia Kurnia Sari Gadis Penjual Gorengan, Bersyukur Pelaku Pembunuhan Divonis Hukuman Mati |
![]() |
---|
SOSOK Bripka Rian Viral Polisi Nyambi Jadi Badut Gratis Demi Anak Yatim |
![]() |
---|
SOSOK Respati Ardi Wali Kota Solo yang Tak Larang Bendera One Piece, Dulu Blusukan Bareng Gibran |
![]() |
---|
Lagi-lagi Amnesti, Prabowo Bebaskan Gus Nur Atas Kasus Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.