Berita Viral

Nasib Siswa Korban Squat Jump 100 Kali Juga Kerja Angkut Pakan Ternak, Ombudsman: Fisik Pasti Ngaruh

Nasib siswa korban squat jump 100 kali juga kerja angkut pakan ternak, tulang punggung keluarga, ombudsman: fisik pasti ngaruh.

Tribun-Medan.com/Indra Gunawan/Youtube TribunnewsBogor.com
Siswa korban squat jump 100 kali juga kerja angkut pakan ternak, tulang punggung keluarga, ombudsman: fisik pasti ngaruh. 

Sampai kini, Raphael Sandhy mengatakan proses pemeriksaan terhadap SW dilakukan dari siang hingga malam sejak Senin (30/9/2024) kemarin.

Sebanyak 9 saksi juga telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kematian RSS.

Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini dan masih menunggu hasil dari dokter forensik.

"Untuk ekshumasi, nanti dokter forensik yang akan menyampaikan secara detail bagaimana dan seperti apa Ananda kita bisa meninggal dunia," jelas Raphael, Selasa (1/10/2024).

Guru mata pelajaran agama itu telah dipanggil ke Kantor Ombudsman Sumatra Utara.

Di sana, SW, kepala sekolah serta Kadisdik Deli Serdang dimintai keterangan.

Seorang guru yang enggan disebut identitasnya menjelaskan, SW baru 1 tahun 4 bulan mengajar di sebuah SMP di Deli Serdang.

SW menggantikan posisi guru PNS yang pensiun setahun lalu.

Selama menjadi guru honorer, SW jarang berinteraksi dengan tenaga pendidik lain.

"Di sini per jam Rp35 ribu. Dia (SW) masuk 12 kelas dari kelas VII sampai IX. Satu minggu 3 jam untuk satu kelas. Itulah kalau dihitung segitulah (Rp 1.260.000)," bebernya.

Baca juga: Reaksi Roy Suryo Auto Senyum Dilaporkan Sebut Akun Fufufafa Milik Gibran, Pasbata Jokowi Resah

Selain itu, kediaman oknum guru hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban sama-sama tinggal di Dusun I Desa Negara Beringin Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.

Rumah RSS dan SWH juga tampak sangat sederhana. 

Rumah RSS berada di pinggir jalan besar sementara rumah SWH berada di gang-gang sempit yang hanya bisa dilintasi sepeda motor.

Tetangga mengungkap setelah kematian RSS ini warga desa pun menjadi gempar. 

"Ya gempar lah bang karena korban dan pelakunya kan sama-sama orang sini" ucap tetangga SW.

"Ya menurut kami memang nggak pantaslah 100 kali disuruh squat jump" lanjutnya. 

"Kita saja pun nggak sanggup apalagi anak-anak gitu. Dia guru agama bukan guru olahraga mengapa bisa seperti itu," ucap tetangga SW. 

Sehari-hari SW dikenal warga sebagai anak rumahan karena langsung ke rumah sehabis mengajar.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved