SMPN 7 Kota Mojokerto Berduka

Sosok Evi Poespito Hany Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diperiksa Polisi, Tak Sesuai Rundown Ada Kelalaian?

Sosok Evi Poespito Hany Kepsek SMPN 7 Mojokerto diperiksa polisi, di balik peristiwa siswa tenggelam tidak sesuai rundown ada kelalaian?

|
Kompas.com/Markus Yuwono/Tangkap layar YouTube SMP Negeri 3 Mojokerto
SISWA HANYUT DI PANTAI DRINI - Foto Evi Poespito Hany (KANAN) Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Mojokerto diperiksa pada Jumat (31/1/2025) oleh Polres Gunungkidul terkait tragedi 13 siswa 4 orang tewas terseret ombak di Pantai Drini Gunungkidul. Petugas dibantu masyarakat (KIRI) melakukan evakuasi terhadap siswa yang terseret ombak, Selasa (28/1/2025). 

Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menyatakan dari 9 siswa yang selamat, 2 siswa masih dirawat di rumah sakit.

"Update terkini, kita pastikan kondisi kedua korban sudah semakin membaik dan Ainoah Reza hari ini untuk bisa diizinkan pulang," ungkapnya.

Seluruh biaya korban laka laut yang menimpa siswa SMPN 7 Mojokerto akan ditanggung Pemkot.

"Apapun terkait masalah kegiatan laka laut ini, maka menjadi tanggung jawab dan beban Pemerintah Kota Mojokerto," tegasnya.

Setelah insiden ini, akan ada pembatasan kegiatan outing class sekolah di Mojokerto agar peristiwa serupa tak terjadi.

"Kita lakukan pembatasan bukan pelarangan, karena ini bagian dari kurikulum merdeka belajar. Namun harus kita akui banyak hal yang harus kita evaluasi, termasuk soal lokasi yang digunakan untuk kegiatan" terangnya.

"Diutamakan outing class yang penuh edukasi seperti kunjungan ke museum maupun perpustakaan," jelas Ali.

Upaya Damai Buat Keluarga Geram

Orang tua salah satu siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang meninggal terseret ombak Pantai Drini, marah kepada pihak sekolah yang bertamu ke rumahnya pada Rabu (29/01/2025) lalu.  

Dari video yang beredar, tampak orang tua korban mengamuk dan merobek sebuah surat damai yang disodorkan pihak sekolah bersama dengan janji uang santunan kepada mereka.  

Orang tua korban dengan lantang menolak menerima surat yang dibawa pihak sekolah.  

Sementara Penjabat Wali Kota Mojokerto menyebut hal itu terjadi karena kesalahpahaman antara pihak keluarga, korban dengan pihak sekolah sebagai pemberi surat.  

Tangisan Wali Murid

Istiqomah, ibu Malvein Yusuf Adh Dhuqa salah satu siswa yang tewas menyebut telah melarang anaknya mengikuti kegiatan outing class.

"Cuacanya kan seperti ini, kita sempat melarang, tapi anaknya tetap ikut karena dibiayai pakdenya," ucap Istiqomah.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved