Apa Itu Tren KaburAjaDulu sampai Menteri hingga Istana Berkomentar, Ekspresi Keputusasaan Publik
Apa itu tren #KaburAjaDulu sampai menteri hingga istana Kepresidenan berkomentar, ekspresi keputusasaan publik, mampukan ditanggapi jernih?
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Apa itu tren #KaburAjaDulu sampai menteri hingga Istana Kepresidenan berkomentar setelah tagar tersebut ramai digaungkan di media sosial.
Tagar Kabur Aja Dulu yang merupakan ekspresi keputusasaan publik mendapat respons beragam dari para pemangku kebijakan.
Sejatinya tagar Kabur Aja Dulu juga merupakan wujud lain dari bentuk kritik masyarakat terhadap pemerintahan akhir-akhir ini.
Bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia itu antara lain mengenai kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri.
Baca juga: Jadwal Libur Awal Puasa 2025 untuk Anak Sekolah dan Cuti Bersama untuk Pegawai, Ramadhan-IdulFitri
Hal tersebut tidak luput dari sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat.
Apa itu tren #KaburAjaDulu?
Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk keinginan masyarakat untuk meninggalkan Indonesia demi bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri.
Awalnya, tagar ini beredar masif di media sosial X dan banyak warganet menggunakan “#KaburAjaDulu” dalam cuitannya.
Tagar tersebut disertai dengan ajakan untuk para anak muda untuk mengambil pendidikan, bekerja, hingga sekadar tinggal di luar negeri.
Baca juga: Fakta Danantara Prabowo Gebrakan Baru Presiden Ingin Libatkan Jokowi, Megawati, SBY, Demi Anak-Cucu
Tren Kabur Aja Dulu kemudian dikaitkan dengan sistem pendidikan di Tanah Air yang memiliki biaya mahal, rendahnya ketersediaan lapangan kerja, dan upah per bulan yang rendah.
Bahkan, menggunakan tagar tersebut warganet juga mengunggah informasi terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk "kabur" dari Indonesia.
Banyak warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri dengan menggunakan tagar Kabur Aja Dulu.
Ekspresi Keputusasaan Publik
Sejumlah ahli juga memberi komentar terkait tren ini, salah satunya dari Sosiolog UIN Walisongo Semarang, Nur Hasyim.
Nur Hasyim menyebut, tren Kabur Aja Dulu merupakan ekspresi kemarahan, keputusasaan, dan protes yang disampaikan publik melalui media sosial kepada pemerintah.
Hasyim menilai, kebijakan yang diambil pemerintah belakangan tidak berpihak pada masyarakat.
Termasuk kebijakan yang menginstruksikan efisiensi anggaran yang berdampak pada sejumlah sektor penting, seperti pendidikan, energi, hingga penanganan bencana dan krisis iklim.
Baca juga: Awal Kasus Agnez Mo Vs Ari Bias Bayar Rp1,5 M, Sindiran Serakah Dibalas Piyu Padi dan Ahmad Dhani
Hal ini kemudian membuat generasi muda kehilangan harapan untuk mencari penghidupan di Tanah Air, Indonesia.
Sejalan dengan itu, Sosiolog di Universitas Gadjah Mada (UGM) Oki Rahadianto Sutopo mengatakan, kemunculan tagar KaburAjaDulu adalah bentuk refleksivitas atas kesenjangan global yang terjadi dewasa ini.
Menurutnya, anak muda mulai sadar mengenai kesenjangan global, terutama terkait kualitas hidup di berbagai negara yang bisa diketahui berkat kemajuan teknologi.
Kesenjangan global tersebut termasuk perbedaan jaminan kesehatan, kualitas pendidikan, kesempatan lapangan kerja, hingga kebebasan anak muda untuk berekspresi.
Komentar Para Menteri
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli meyakini, tren Kabur Aja Dulu muncul bukan karena masyarakat benar-benar ingin kabur dari Indonesia, tetapi ingin mengambil kesempatan bekerja di luar negeri.
Yassierli mengaku tak masalah apabila WNI ingin bekerja di luar negeri lalu kembali ke Indonesia demi membangun negeri.
"Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya, jadi kalau memang ingin untuk meningkatkan skill dan ada peluang kerja di luar negeri. Kemudian, kembali ke Indonesia bisa membangun negeri ya tidak masalah," katanya di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Pihaknya menyadari tren tersebut merupakan tantangan bagi pemerintah perlu menciptakan lapangan kerja yang baik bagi warganya sendiri.
"Ini tantangan buat kita kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami," jelas Yassierli.
Baca juga: Ribuan Petani di Tumpang-Pakis Malang Kesulitan Pasokan Air, Sumberpitu Dikuasai Perusahaan Daerah
Sementara Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer justru mempersilakan WNI yang ingin berkarier di luar negeri untuk tidak perlu kembali ke Indonesia.
Immanuel Ebenezer tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai tren tersebut dan hanya menekankan Kementerian Ketenagakerjaan tidak memedulikan tagar atau seruan itu.
Di sisi lain, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan tren ini merupakan hal yang positif, asalkan mereka terlebih dahulu meningkatkan keterampilan dan kemampuannya.
Lalu Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan merespons maraknya tagar #KaburAjaDulu dengan harapan masyarakat tidak pesimis.
Menurut Luhut, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto baru berjalan selama sekitar 100 hari.
Dengan demikian, masyarakat tak perlu buru-buru menyatakan puas atau tidak puas terhadap capaian pemerintah.
"Ya kita intinya, ini kan baru 100 hari. Ya kita dengar, semua itu saya pikir, saya berpesan, enggak usah terlalu buru-buru, lalu bilang puas enggak puas," kata Luhut usai menghadiri Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Komentar Istana
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi tagar "kabur aja dulu" dengan jawaban yang lugas.
Menurut Hasan pemerintah tidak melarang masyarakat untuk merantau.
Hasan justru menilai merantau adalah tindakan yang baik, namun masyarakat harus membekali diri dengan kemampuan.
"Kalau mau merantau itu bagus lho. Kalau mau merantau. Tapi kalau mau merantau ke luar negeri ingat, harus punya skill," kata Hasan di Istana Kepresidenan, Senin kemarin, (17/2/2025).
Baca juga: Jerit Pilu Penyiar RRI di PHK Massal Imbas Efisiensi Anggaran, Curhat ke Prabowo: Demi Makan Gratis
Menurut Hasan, apabila tidak memiliki keterampilan atau skill maka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri.
"Karena kalau tidak punya skill nanti tidak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri," katanya.
Hasan juga mengingatkan agar mereka yang ingin merantau ke luar negeri untuk menaati ketentuan yang berlaku.
Termasuk prosedur dalam berangkat ke luar negeri sehingga tidak menjadi pendatang ilegal.
"Harus taat prosedur. Supaya tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau tidak boleh dilarang," pungkas Hasan.
Meski KaburAjaDulu sekilas hanya seperti tagar biasa, kenyataannya banyak orang Indonesia yang benar-benar ingin pindah ke luar negeri.
Seorang warganet lewat akun Threads, @yo****mitro, menganalisis lebih banyak pengguna tagar #KaburAjaDulu ingin pindah ke Singapura, Amsterdam, Tokyo, Berlin, dan Dubai.
(Kompas.com/Kompas.com/Tribunnews.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Apa itu tren #KaburAjaDulu
Apa itu #KaburAjaDulu
#KaburAjaDulu adalah
apa itu Kabur Aja Dulu
Kabur Aja Dulu adalah
Kabur Aja Dulu
menteri
Istana Kepresidenan
suryamalang
Gelagapan, Baim Wong Ditanya Denny Sumargo Jadian dengan Wulan Guritno: Tanya Orangnya deh! |
![]() |
---|
Duduk Perkara Tutut Soeharto Dicekal ke Luar Negeri Buntut Utang Rp700 M Terkait 3 Perusahaan Ini |
![]() |
---|
Tutut Soeharto Cabut Gugatan Terhadap Menkeu, Purbaya: Kami Sudah Saling Kirim Salam |
![]() |
---|
Penyebab Tutut Soeharto Gugat Menkeu di PTUN Jakarta, Purbaya Kena Getah Keputusan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Kronologi Aiptu Rajamuddin Biarkan Anak Hajar Wakasek di Ruang BK hingga Propam Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.