Rapat Koordinasi TPA Supit Urang, Desak Solusi Konkret Dampak Lingkungan

Anas Muttaqin menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan adanya keseriusan dari Pemkot Malang untuk menindaklanjuti berbagai tuntutan warga

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
TPA SUPIT URANG - Rapat koordinasi antara Komisi C DPRD Kota Malang, Komisi 3 DPRD Kabupaten Malang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota dan Kabupaten Malang, serta para kepala desa terdampak di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Rabu (21/5/2025). Rapat ini kembali menyorot peliknya persoalan sampah lintas wilayah. Warga dan pemerintah desa menuntut langkah nyata pemerintah dalam mengatasi dampak lingkungan yang sudah berlangsung puluhan tahun. 

Tekat Wahyudi, mengungkapkan kekecewaannya atas forum-forum diskusi terkait dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang yang dinilai tak pernah menghasilkan solusi konkret. Dalam rapat koordinasi yang digelar di lokasi TPA Supiturang, Tekat menyebut warganya sudah terlalu lama menunggu kejelasan dari janji-janji pemerintah.

“Hasilnya zonk. Sudah berkali-kali kami sampaikan tuntutan, tapi tidak ada realisasi. Forum seperti ini hasilnya nihil. Kami berharap hari ini ada celah, ada secercah harapan bagi warga,” kata Tekat di hadapan anggota DPRD dan jajaran Dinas Lingkungan Hidup dari Kota maupun Kabupaten Malang.

Menurutnya, dua tuntutan utama warga Desa Jedong adalah pengadaan sumur artesis dan mobil siaga. Keduanya dianggap penting untuk mengatasi dampak langsung dari keberadaan TPA yang telah beroperasi selama puluhan tahun. Ia menggambarkan kondisi warganya dengan perumpamaan adat desa.

“Kami sebagai orang desa, kalau ada tanaman pisang doyong ke lahan tetangga, buahnya silakan diambil. Tapi yang terjadi sekarang, kami justru dapat dampak buruknya dari TPA yang berada di wilayah Kota Malang, tapi baunya sampai ke Jedong,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa warga sebenarnya sudah sangat bersabar. Namun jika rapat-rapat seperti ini tidak kunjung menghasilkan solusi konkret, bukan tidak mungkin masyarakat akan turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutannya.

“Sudahlah, tidak usah banyak rapat-rapat. Masyarakat siap demo. Tapi ini masih kami tahan, asal ada solusi,” pungkasnya.

Pertemuan ini menjadi momen krusial, di tengah harapan agar bukan lagi menjadi forum basa-basi. Semua pihak sepakat bahwa diperlukan langkah teknis dan politis yang konkret dengan jadwal pelaksanaan yang jelas, untuk mengakhiri konflik lingkungan yang tak kunjung usai di TPA Supiturang. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved