Perang Iran vs Israel

SIAP-siap Harga BBM Naik Efek Amerika Serang Iran, Harga Minyak Dunia Bisa Rp 2,1 Juta

Siap-siap harga bahan bakar minyak (BBM) naik secara tiba-tiba imbas efek domino dari Amerika Serikat menyerang 3 fasilitas nuklir Iran, Minggu.

Editor: iksan fauzi
Tribunnews/khaberni/tangkap layar
HARGA BBM BISA NAIK : - Foto udara di kawasan Haifa, lokasi kilang minyak Israel yang menjadi sasaran tudal Iran pda Minggu dini hari (15/6/2025). Harga minyak mentah diproyeksikan melonjak tajam, menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. Foto kanan : Potret SPBU Pertamina untuk artikel harga BBM hari ini di seluruh Indonesia. SIAP-siap Harga BBM Naik Efek Amerika Serang Iran, Harga Minyak Dunia Bisa Rp 2,1 Juta 

Jika selat itu ditutup, maka jutaan barel minyak tidak bisa dikirim ke negara-negara pembeli seperti Tiongkok, India, Jepang, dan negara-negara Eropa.

CALON PENGGANTI KHAMENEI : (Foto kiri) Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei diambil dari akun X Khamenei. (foto kanan) Presiden Donald Trump dalam postingan yang diunggah pada Jumat (20/6/2025). Inilah 3 Sosok Ulama Konservatif Iran Calon Pengganti Ayatollah Ali Khamenei jika Dibunuh Amerika
CALON PENGGANTI KHAMENEI : (Foto kiri) Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei diambil dari akun X Khamenei. (foto kanan) Presiden Donald Trump dalam postingan yang diunggah pada Jumat (20/6/2025). Inilah 3 Sosok Ulama Konservatif Iran Calon Pengganti Ayatollah Ali Khamenei jika Dibunuh Amerika (X Khamenei/@khamenei_ir/Facebook The White House)

Akibatnya, pasokan menjadi terbatas, sementara permintaan tetap tinggi hal inilah yang membuat harga minyak melonjak.

Selain itu lonjakan harga energi akan menimbulkan inflasi tinggi, mengganggu stabilitas ekonomi global, dan memicu gejolak pasar keuangan.

Bursa saham dunia diprediksi mengalami tekanan besar, sementara nilai tukar negara berkembang bisa melemah akibat sentimen negatif investor.

Perusahaan pelayaran internasional kemungkinan akan mengalihkan rute atau menunda pengiriman, memperparah gangguan pada rantai pasokan global.

“Selat Hormuz adalah leher botol sistem energi global. Jika ditutup, efeknya akan langsung terasa di pom bensin dari Jakarta hingga London,” ujar James Martens, analis energi dari Global Risk Insights. 

Baca juga: PBB Ketar-Ketir! Taheran Nyatakan Perang Dimulai Usai Amerika SerikatBom 3 Pangkalan Nuklir Iran

Rilis proyeksi JPMorgan

JPMorgan merilis proyeksi, dalam skenario terburuk, harga minyak bisa melonjak hingga mendekati USD 130 per barel.

Harga minyaj mentah itu antara Rp 1,9 juta hingga Rp 2,1 juta jika disetarakan dengan kurs rupiah saat ini yakni (Rp 16.200 per dolar AS).

"Harga minyak akan naik," ujar Mark Spindel, analis dari Potomac River Capital.

Mark Spindel menyoroti ketidakpastian terkait respons lanjutan Iran serta skala kerusakan fasilitas strategis yang diserang AS.

Selain risiko energi, Spindel mengingatkan bahwa lonjakan harga minyak juga bisa mendorong kenaikan inflasi global yang signifikan.

Situasi ini berpotensi mengikis kepercayaan konsumen dan menekan daya beli masyarakat.

Baca juga: Israel Punya Bekingan Pusat! Detik-detik Amerika Serikat Serang Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan

"Inflasi yang tinggi akan mempersulit The Fed untuk memangkas suku bunga," jelasny.

Hal itu ia mengacu pada tekanan terhadap bank sentral AS di tengah ekonomi yang telah lebih dulu terdampak tarif dagang era Presiden Donald Trump.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved