Sekolah Rakyat Malang

Mimpi Laili Calon Siswi Sekolah Rakyat di Polehan Malang Jadi Pramugari, 3 Pelajar Pilih Mundur

Mimpi Laili calon siswi Sekolah Rakyat di Polehan Malang jadi Pramugari sempat tidak mau kini semangat lagi, tiga pelajar pilih mundur.

KOMPAS.com/Nugraha Perdana
SEKOLAH RAKYAT MALANG - Calon siswi Sekolah Rakyat di Kota Malang, Jawa Timur, Rahmatil Laili Rahmadani (KANAN) ketika ditemui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Anto Mukti Putranto pada Jumat (20/6/2025). Gedung Politeknik Kota Malang (Poltekom-KIRI) di Jalan Raya Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang yang menjadi salah satu lokasi Sekolah Rakyat. 

SURYAMALANG.COM, - Calon siswi Sekolah Rakyat, Rahmatil Laili Rahmadani di Kota Malang bermimpi ingin jadi pramugari, sebuah cita-cita yang digantungkan gadis 12 tahun itu di tengah minimnya ekonomi keluarga.

Berbeda dengan Laili, tiga orang calon pelajar Sekolah Rakyat lainnya memilih mengundurkan diri karena beragam alasan. 

Laili sendiri ternyata sempat tidak mau masuk Sekolah Rakyat, namun akhirnya setuju setelah dibujuk orang tua. 

Rupanya ketersediaan pendidikan gratis tidak serta merta mulus, pemerintah juga harus menghadapi beberapa persoalan yang muncul agar Sekolah Rakyat berjalan sesuai tujuan dan tempat sasaran.

Mimpi Jadi Pramugari

Duduk di kelas 6 SDN Polehan 5, Laili tinggal di Jalan Kresno, Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang menghuni rumah sederhana berukuran sekitar 5x6 meter.

Laili yang bersiap menapaki jalan baru di Sekolah Rakyat kedatangan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Anto Mukti Putranto pada Jumat (20/6/2025).

Laili adalah salah satu dari 100 pelajar kurang mampu yang akan menerima pendidikan gratis penuh dari pemerintah melalui program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut. 

Baca juga: Kendala Kekurangan Guru Sekolah Rakyat yang Siap Digelar Juli 2025, Dindik Jatim Butuh Koordinasi

Putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Suliswanto (39), seorang kuli bangunan, dan Ilmiatul Qoiroh (33) itu mengungkapkan kesiapannya. 

"Siap, tadi disampaikan sama bapaknya (KSP) kalau masuk asramanya tanggal 7 Juli, tapi dibukanya tanggal 14 Juli 2025," kata Laili pada Jumat (20/6/2025).

Gadis dengan tinggi 145 sentimeter itu memiliki cita-cita menjadi pramugari. 

"Tahunya ikut terdaftar Sekolah Rakyat setelah orang tua dapat surat dari Dinsos P3AP2KB Kota Malang, dapat surat itu antara bulan Maret atau April," kata Laili.

Keluarga Laili merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Bapaknya berpenghasilan sekitar Rp 2 juta setiap bulannya.

Keluarga Laili mengontrak tanah untuk tempat tinggal. Nilai sewa tanah itu sekitar Rp 700.000 setiap tahun.

"Rumahnya punya orang tua sendiri tapi tanahnya ngontrak punya saudara, sudah tinggal di sini 10 tahun di sini," jelas Laili. 

Baca juga: Sekolah Rakyat Kota Malang Masih Kekurangan Calon Siswa, 3 Anak Mundur Alasa Izin Orang Tua

Ibu Laili, Ilmiatul Qoiroh mengatakan, awalnya Laili sempat enggan bersekolah di Sekolah Rakyat karena sistem asrama. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved