VIRAL Pasien Pulau Mandangin Madura Dirujuk Pakai Perahu, Kini Meninggal, Ambulans Laut Tak Ada BBM

VIRAL Pasien Pulau Mandangin Madura Dirujuk Pakai Perahu, Kini Meninggal, Ambulans Laut Tak Ada BBM

Editor: Eko Darmoko
IST
MENINGGAL DUNIA - Keluarga pasien dibantu warga saat mengangkat jenazah Mohammad Wani (61), warga Dusun Barat, Desa Pulau Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura. Wani sebelumnya dirujuk dari Pulau Mandangin ke Sampang menggunakan perahu milik nelayan. 

Laporan Hanggara Pratama

SURYAMALANG.COM, SAMPANG - Nasib pahit dialami pasien bernama Mohammad Wani (61), warga Dusun Barat, Desa Pulau Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura.

Pasien tersebut sempat viral di media sosial karena dirujuk menggunakan perahu kecil akibat ambulans laut milik pemerintah tidak beroperasi.

Pasien tersebut akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah lima hari dirawat intensif.

Wani dinyatakan meninggal dunia di RS Qona’ah Sampang, 6 Juni 2025, sekitar pukul 16.00 WIB.

Ia menderita gagal ginjal stadium lima, dan kondisinya sudah dalam tahap kritis sejak masih berada di Puskesmas Mandangin.

Yang menyayat hati, almarhum harus melewati perjuangan panjang untuk mendapatkan perawatan medis yang layak.

Ia menyeberangi laut selama dua jam di atas perahu kayu yang sederhana milik nelayan.

Baca juga: VIRAL Pasien Diangkut Pakai Perahu Nelayan saat Dirujuk dari Pulau Mandangin ke RS di Sampang Madura

Perjalanan itu seharusnya bisa diback-up oleh ambulans laut, namun karena terkendala tidak ada anggaran untuk membeli bahan bakar minyak (BBM), akhirnya si pasien diangkut pakai perahu nelayan.

"Di Puskesmas Mandangin kurang alat, jadi kami memaksa untuk melakukan rujukan meski harus menggunakan perahu kecil,” kata Jalil, anggota keluarga korban, kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (8/7/2025).

Menurut Jalil, keputusan itu adalah pilihan terakhir yang bisa diambil.

Ia berharap persoalan ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah agar lebih serius memperhatikan pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan yang selama ini nyaris terabaikan.

"Kami hanya berharap pemerintah bisa memilah mana yang sifatnya mendesak dan harus segera ditangani, agar kejadian ini tak terulang kembali," harapnya.

Plt Kepala Dinkes KB Sampang, dr Dwi Herlinda Lusi Harini, menyampaikan pihaknya turut prihatin melihat kondisi pasien yang harus menyeberang laut selama dua jam dengan perahu kayu.

Sebenarnya, kata dia, ambulans laut di Mandangin sudah tersedia, namun tidak bisa dioperasikan karena biaya Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved