Pembunuhan Brigadir Nurhadi

Keyakinan Mertua, Kematian Brigadir Nurhadi Direncanakan, Pelaku Lebih dari 2: Kemungkinan Disetrum

Keyakinan Mertua, kematian Brigadir Nurhadi direncanakan secara matang, pelaku lebih dari 2 orang, kemungkinan disetrum, didatangi aparat.

|
Dok. Polda NTB/TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
POLISI TEWAS - Brigadir Muhammad Nurhadi (KANAN) yang tewas karena penganiayaan oleh dua orang atasannya Mapolda NTB, di Gili Trawangan, Lombok Utara, 16 April 2025. Mertua Brigadir Nurhadi, Sukarmidi (KIRI) saat ditemui di kediamannya yang berada di Dusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada Lombok Barat, Rabu (9/7/2025).  

SURYAMALANG.COM, - Tewasnya anggota Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Muhammad Nurhadi menyisakan misteri bagi keluarga. 

Sukarmidi, mertua almarhum Brigadir Nurhadi menyakini kematian menantunya sudah direncanakan dengan matang. 

Bahkan Sukarmidi menduga pelaku yang menghilangkan nyawa Brigadir Nurhadi lebih dari dua orang dengan indikasi korban juga disetrum. 

Brigadir Nurhadi diketahui tewas pada 16 April 2025 di Vila Tekek Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB. 

Korban diduga tewas karena dianiaya dua atasannya yakni Kompol I Made Yogi Purusa Utama (YG) dan Ipda Haris Chandra (HC) ketika menggelar pesta atas ajakan Yogi. 

Baca juga: Misri Puspitasari Ngaku Kerasukan Arwah Brigadir Nurhadi, Ceritakan Nama Pelaku dan Cara Pembunuhan

Ditemui di kediamannya Dusun Lendang Re, Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Sukarmidi mertua Brigadir Nurhadi menceritakan kecurigaannya. 

Sukarmidi meyakini peristiwa tragis itu adalah hasil dari pembunuhan yang direncanakan dengan matang.

“Saya meyakini, pelaku dalam hal ini bukan dua orang tapi sudah direncanakan, dan ini yang bilang anak saya dikeroyok juga perlu diklarifikasi,” ucap Sukarmidi, Rabu (9/7/2025).

Menurut Sukarmidi, tiga hari sebelum peristiwa maut itu, Brigadir Nurhadi mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa.

Baca juga: Keluarga Tak Percaya Brigadir Nurhadi Pesta Bareng Cewek di Villa, Dibantah Tapi Ada Bukti Video

Nurhadi kerap menerima telepon dari orang tak dikenal dan keluar malam tanpa penjelasan jelas. Kondisinya pun terlihat gelisah.

“Saya meyakini Adi (Nurhadi) mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak ia ketahui" kata Sukarmidi.

"Makanya dia ini dibunuh dengan direncanakan terlebih dahulu, dan saya yakin pelakunya lebih dari dua orang,” tegasnya.

Sebagai anggota Bid Propam, Nurhadi diketahui tengah menjalankan tugas-tugas pengawasan dan penegakan disiplin di internal kepolisian.

Posisi ini, menurut keluarga, menjadikannya rentan terhadap tekanan dan ketidaksukaan dari oknum tertentu.

Kecurigaan keluarga semakin kuat ketika jenazah Nurhadi dipulangkan dari RS Bhayangkara Mataram.

Menurut Sukarmidi, saat ia memandikan ulang jasad menantunya, ditemukan sejumlah luka lebam mencurigakan.

“Saat memandikan Adi ini ada beberapa kejanggalan, seperti luka lebam di sejumlah titik seperti kepala, luka di pelipis, kemudian juga bibir yang membiru" ungkapnya.

"Saya yakin adi dicekoki apa yang harusnya ia tidak makan, apalagi dengan badannya yang kaku kemungkinan adi juga disetrum,” jelas Sukarmidi.

Baca juga: Kesaksian Misri Puspitasari saat Brigadir Nurhadi Tewas di Kolam Setelah Merayu Melanie, Terekam

Sukarmidi juga menyoroti prosedur pemulangan jenazah yang menurutnya tidak wajar.

Jenazah sudah dimandikan dan dibungkus dalam kantong plastik, tanpa adanya keterlibatan keluarga.

“Ini seperti ada upaya menghilangkan barang bukti" urai Sukarmidi.

"Kalau nggak pasti ada jejak di darahnya dan lainnya, apalagi pada saat pemulangan seolah ada tarik ulur dari pihak kepolisian,” tambahnya.

Keluarga juga menyesalkan proses penyelidikan yang dinilai tidak menyeluruh.

Sukarmidi mempertanyakan ketelitian polisi dalam mengumpulkan bukti dari lokasi kejadian di Villa Tekek, Gili Trawangan.

“Kalau mau mengumpulkan bukti juga harusnya dari awal, dari mana dia berangkat, dimana dia sandar, di penginapan ada CCTV buka semuanya" tutur Sukarmidi.

"Integrasi semua pegawai, kalau ada CCTV yang tidak sesuai atau disabotase tutup villanya,” lanjutnya.

Sukarmidi mengungkap sebelum berangkat, Nurhadi sempat ditelepon oleh atasannya untuk menjemput seseorang di Gili.

Namun, pihak keluarga justru mendapat informasi kematian Nurhadi terjadi dalam rangka tugas.

“Kalau memang sedang tugas, surat tugasnya mana? siapa yang tanda tangan? Itu harus diusut juga,” tuturnya.

Baca juga: Gerak-gerik Ipda Haris Sebelum Brigadir Nurhadi Tewas, Misri Puspitasari: 2 Kali ke Vila Celingukan

Sukarmidi juga mengakui keluarga didatangi tujuh orang aparat yang datang ke rumah duka.

“Waktu datang 7 orang dia bilang sama saya untuk jangan mempersulit penyelidikan, dia menjanjikan akan mengawal kasus anak saya, dia bilang sudah 40 barang bukti sudah diamankan. Itu bahasanya,” ucap Sukarmidi setelah dikonfirmasi, Kamis (10/7/2025).

Sukarmidi mengungkap salah seorang anggota mengakui jika ada tekanan dari Mabes Polri untuk mengungkap kasus kematian Brigadir Nurhadi ini.

“Jadi yang jelas dia bilang sama saya, nanti supaya cepat selesai karena saya ada tekanan mabes, ini bukan ranah keluarga, bukan ranah aparat, tapi Ini ranah negara" tuturnya. 

"Jadi kalau bapak mempersulit, bapak kena saya pun kena pidana,” cerita Sukarmidi menirukan ucapan anggota dimaksud.

Kasus yang Ditangani Brigadir Nurhadi 

Sukarmidi menceritakan, menantunya sempat mengabari tentang tugas dinasnya, yakni menangani kasus kematian warga Lombok Utara Rizkil Wathoni yang bunuh diri karena ditetapkan sebagai tersangka pencurian HP di minimarket.

Peristiwa itu memicu reaksi warga yang kemudian melakukan perusakan kantor Polsek Kayangan, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara pada Jumat (21/3/2025). 

Belakangan, Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin dicopot dari jabatannya dari jabatan Kapolsek Kayangan atas serangkaian kejadian itu.

“Anak saya sempat bercerita, dia ditugaskan untuk menangani kasus kematian warga KLU yang meninggal bunuh diri itu,” ucap Sukarmadi setelah dikonfirmasi, Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Postingan Terakhir Misri Puspitasari Tersangka Kematian Brigadir Nurhadi, Lulusan SMA Berprestasi

Nurhadi menjadi bagian dari tim yang menyelidiki peran oknum polisi yang diduga terlibat.

Tidak ada rasa curiga dari keluarga, mengingat tugas pokok anaknya di Propam Polda NTB untuk menangani pelanggaran anggota polisi.

Sukarmadi menitipkan pesan kepada menantunya untuk mawas diri meski dalam menjalankan tugas sekalipun.

“Saya ingatkan dia, nak hati-hati, dari orang yang suka dan benci sama kita, lebih banyak orang yang benci,” ceritanya.

Brigadir Nurhadi mengalami penganiayaan sebelum tenggelam di dalam kolam. 

Hasil autopsi menunjukkan kondisi patah tulang lidah korban karena dicekik.

Kemudian luka memar akibat benda tumpul di kepala bagian depan dan belakang. 

Selain itu ada pula air yang masuk pada bagian tubuh. 

Baca juga: Rekam Jejak Kompol I Made Yogi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi: Lulusan Akpol 2010, Eks Kasat

Kini, keluarga hanya berharap agar kasus ini diusut tuntas dan tidak ada yang dilindungi, termasuk jika pelaku berasal dari institusi kepolisian sendiri.

“Seperti yang dibilang 7 tim yang datang dulu ke rumah, sudah ada 40 bukti yang dikantongi, kita minta ini diusut tuntas dan seterang terangnya" tegas Sukarmidi.

"Jangan ada yang dilindungi, apalagi dengan alasan yang dilindungi ini orang yang punya jabatan tinggi di jajaran kepolisian,” pungkasnya.

Keterangan Polda NTB

Dirrekrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan pihaknya masih mendalami pelaku yang melakukan penganiayaan. 

Pelaku di antara tiga tersangka yakni Kompol Made Yogi Purusa Utama, Ipda Haris Candra, dan Misri.

"Ini yang masih kami dalami, sampai hari ini kita belum dapatkan pengakuan," jelas Syarif, Rabu (9/7/2025).

Ketiga tersangka dikenakan pasal 351 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tentang penganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia dan atau pasal 359 tentang kelalaian juncto pasal 55 KUHP.

(TribunLombok.com/TribunLombok.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved