Koperasi Merah Putih Vs Bank Titil
Gamangnya Koperasi Merah Putih, Ketua di Karangbesuki Ungkap Tekanan dan Minimnya Arahan dari Pusat
Ketua KMP Karangbesuki, Susi Desi Kurnia, mengaku menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidakjelasan petunjuk teknis hingga tekanan agar mundur
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG – Koperasi Merah Putih yang digalakkan pemerintah ternyata masih menghadapi sejumlah kendala.
Kegamangan masih menyelimuti para pengurus dan Ketua Koperasi, seperti yang ditemui di kota Malang.
Proses pembentukan dan pengelolaan Koperasi Merah Putih (KMP) di Kelurahan Karangbesuki Kota Malang misalnya, belum sepenuhnya berjalan mulus.
Ketua KMP Karangbesuki, Susi Desi Kurnia, mengaku menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidakjelasan petunjuk teknis hingga tekanan agar mundur dari jabatannya.
Menurut Susi, koperasi yang ia pimpin sejak ditetapkan melalui musyawarah kelurahan ini telah merancang enam unit usaha yang meliputi sembako, simpan pinjam, apotek, hingga klinik.
Namun, hingga kini belum ada kepastian pelaksanaan, termasuk terkait pelatihan teknis atau bimtek dari pihak berwenang.
“Bimtek yang kami ikuti kemarin itu masih umum, bukan khusus KMP. Sampai sekarang kami belum tahu harus mulai dari mana. Proposal ke bank Himbara juga belum tahu bentuknya bagaimana,” ungkapnya, Sabtu (12/7/2025).
Susi menyebut seluruh pengurus telah menyelesaikan administrasi dasar seperti mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) namun sejauh ini belum ada unit usaha yang berjalan.
“Petunjuk terakhir dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malangdiminta urus NIB. Tapi kan kalau NIB, harus ada usaha jalan dulu. Jadi kami bingung, belum bisa apa-apa tanpa arahan jelas. Ini koperasi mandatori pusat, harusnya ada petunjuk operasional,” ujarnya.
Ia pun menyayangkan belum adanya informasi resmi jelang launching KMP yang dijadwalkan pada 12 Juli.
“Sampai hari ini tidak ada informasi. Kami hanya menunggu,” imbuhnya.
Lebih jauh, Susi mengaku sempat mendapatkan tekanan untuk mundur dari jabatan ketua koperasi.
Ia mengaku dua kali diminta mengundurkan diri oleh orang yang belakangan diketahui bagian dari tim sukses.
“Saya diminta mundur dengan alasan keluarga, padahal keluarga saya tidak ada masalah. Bahkan sempat ditawari posisi pengawas atau sekretaris jika saya bersedia digantikan,” jelasnya.
Meski demikian, Susi tetap bertahan karena merasa memiliki legitimasi dan pengalaman.
Pengamat Ekonomi UB Malang : Tata Kelola Lemah Jadi Ancaman Utama Program Koperasi Desa Merah Putih |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih di Kota Malang Bukan Dapat Dana Hibah, Tapi Dana Pinjaman |
![]() |
---|
PUNYA ASET Rp 2,8 M, KMP Randugading Kabupaten Malang Jadi Kopdes Percontohan Nasional |
![]() |
---|
DPRD Kota Malang: Pengurus Koperasi Merah Putih Wajib Dapat Pelatihan |
![]() |
---|
Nasib Koperasi Merah Putih di Kota Malang, Pengurus Bingung, Unit Usaha Belum Berjalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.