'Saya Tidak Tahu Direkam' Sofian Effendi Ngaku Dijebak Obrolan Ijazah Jokowi Palsu Bukan untuk Umum

'Saya tidak tahu direkam' Sofian Effendi ngaku dijebak obrolan ijazah Jokowi palsu internal bukan untuk umum, dikira obrolan biasa antar alumni.

|
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Youtube Balige Academy
KISRUH IJAZAH JOKOWI - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi-KIRI) ketika menemui awak media. Mantan rekror UGM, Sofian Effendi (KANAN) dalam video yang beredar menyebut ijazah Jokowi memang palsu. Sofian Effendi memberi klarifikasi mendalam atas pernyataannya dan mengaku tidak tahu ucapannya direkam sampai disebarluaskan. 

Sofian menegaskan, tidak pernah menyatakan ijazah Presiden Jokowi palsu, apalagi mengomentari keabsahan dokumen akademik secara terbuka. 

Menurut Sofian, UGM sudah mengeluarkan pernyataan resmi melalui Rektor saat ini, Prof. Dr. Ova Emilia, yang menyatakan ijazah tersebut asli dan terdokumentasi.

Sebagai akademisi, Sofian menghargai pernyataan resmi lembaga dan tidak punya kepentingan pribadi untuk membantah atau memperdebatkan hal itu.

“Saya percaya pada data resmi universitas. Tidak ada alasan untuk menyangsikan hal itu lagi” urainya. 

Tidak Mau Dibentur-benturkan

Dalam video tersebut, beberapa kalimatSofian Effendi dianggap menyentil pimpinan UGM saat ini.

Namun Sofian menampik tudingan tersebut dan menyatakan tidak ingin dibenturkan dengan siapa-pun, termasuk Prof. Ova Emilia.

Baca juga: Biodata Sofian Effendi Mantan Rektor UGM Tarik Ucapan Soal Ijazah Palsu Jokowi, Kepala BKN 1999

Menurut Sofian, hubungannya dengan civitas academica UGM baik-baik saja, dan Ia sangat menghormati siapapun yang memimpin kampus kebanggaannya tersebut.

“Saya ini anggota keluarga besar UGM. Tidak baik kalau saya dibenturkan dengan Prof. Ova.” urai Sofian Effendi.

Sebagai mantan rektor, Sofian Effendi merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga marwah universitas, bukan justru memperkeruh suasana.

Tidak Mau Terjerat Hukum

Poin paling emosional dalam klarifikasi Sofian adalah alasan pribadinya yang tidak ingin diperpanjang ke jalur hukum.

Setelah video itu beredar, Sofian menerima informasi ada kelompok masyarakat yang ingin melaporkannya ke polisi, bahkan ke Bareskrim Polri.

Kabar itu diketahui dari mantan mahasiswanya yang mengirimkan tautan berita dari media online.

Tekanan itu membuat Sofian Effendi dan keluarga merasa terganggu.

“Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini. Apalagi saya sudah berusia 80 tahun. Keluarga saya juga terganggu” tegasnya.

Sofian Effendi berharap niat pelaporan tersebut tidak dilanjutkan dan publik bisa memahami tidak ada unsur kesengajaan.

Surati Rismon Sianipar 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved