Kota Malang
Gencarkan Edukasi, Kota Malang Berupaya Tekan Angka Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan
Pemkot Malang terus memperkuat upaya edukasi dan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkot Malang terus memperkuat upaya edukasi dan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Meskipun selama semester pertama tahun 2025 tercatat 93 kasus kekerasan, Dinas Sosial-Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) menilai hal ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus menunjukkan bahwa korban kini mulai berani bersuara.
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menyebut bahwa peningkatan jumlah laporan kekerasan sebesar 50 hingga 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu tidak sepenuhnya negatif.
Sebaliknya, ini mencerminkan keberhasilan edukasi publik yang mendorong korban dan saksi untuk lebih terbuka.
Baca juga: Curhat Pilu Wanita di Jombang Jadi Mangsa Perangkat Desa, Harta dan Tubuh Diperas Habis-habisan
“Naiknya angka laporan ini jadi bukti bahwa masyarakat makin berani speak up."
"Ini pertanda baik karena dulu banyak yang memilih diam,” jelas Donny Sandito kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (29/7/2025).
Donny juga menekankan bahwa rendahnya angka laporan di masa lalu tidak berarti kekerasan tidak terjadi.
Kurangnya pemahaman dan keberanian untuk melapor menjadi faktor penyebab banyaknya kasus yang tidak terungkap.
Dalam data Dinsos, bentuk kekerasan yang paling dominan adalah kekerasan fisik.
Meski demikian, Donny memastikan belum ada laporan terkait kasus pemasungan.
Ia juga menyatakan bahwa kekerasan terjadi merata di berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang ekonomi.
“Pelakunya pun kebanyakan dari lingkungan terdekat, termasuk dalam kasus KDRT dan kekerasan seksual,” ujarnya.
Baca juga: Dukung Trans Jatim yang Digagas Pemprov, Dinas Perhubungan Kota Malang Rencana Bangun Sky Train
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Donny mengatakan Dinsos terus mendorong penguatan peran keluarga. Edukasi terhadap orang tua dan pembentukan pola asuh yang sehat menjadi prioritas.
“Sebelum menilai pola asuh orang lain, pastikan pola asuh di keluarga sendiri sehat. Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk karakter anak,” tambahnya.
Selain itu, Dinsos juga aktif mengenalkan pendidikan seksual dan pemahaman tentang kekerasan kepada anak-anak sebagai langkah pencegahan jangka panjang.
Donny menilai bahwa anak-anak perlu memahami tubuh mereka, mengenali batasan yang sehat, serta mengetahui bagaimana cara melapor jika mengalami kekerasan.
“Edukasi akan terus kami lakukan. Anak-anak harus tahu hak mereka, agar berani bicara ketika menjadi korban,” pungkasnya.
Serapan Beras SPHP di Jawa Timur Terealisasi 6,17 Persen, Pemprov Jatim Gencarkan Pasar Murah |
![]() |
---|
Polresta Malang Kota Bersama Kelompok Tani Panen 2,5 Ton Jagung, Dukung Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Kelangkaan Beras Medium di Kota Malang, Diskopindag Kota Malang Pantau Keenganan Distributor |
![]() |
---|
Tugu Tirta Luncurkan Layanan Digital TANIA Berbasis AI, Pertama di Indonesia untuk BUMD Air Minum |
![]() |
---|
Puluhan Kendaraan di Kota Malang Ditilang, Didominasi Pelanggaran Tidak Bawa SIM dan Uji KIR Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.