Merawat Buah Khas Malang Nyaris Punah

Bupati Sanusi Minta Salak Suwaru Malang Dipertahankan, Tapi Warga Tergiur Menanam Tebu

Salak Suwaru merupakan salah satu buah yang tumbuh dari Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Kini, buah ikon Malang itu nyaris punah.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM/LU'LU'Ul ISNAINIYAH
NYARIS PUNAH : Seorang warga Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang memperlihatkan buah salak suwaru. Bupati Sanusi sempat mendatangi Desa Suwaru dan meminta warga untuk mempertahankan salak suwaru, tapi warga desa tergiur menanam tebu. 

Banyak warga mulai tukar guling ke taman tebu.

Alasannya karena faktor ekonomi, harga jual salak begitu rendah.

"Dibandingkan punya lahan 1 hektar salak dengan 1 hektar lahan tebu, kalau panen salak cari uang Rp 5 juta itu sulit, tapi kalau tebu katakanlah setiap panen bisa Rp 50-Rp 60 juta per hektar," jelasnya.

Belum lagi di waktu musim panen raya pada Desember, Januari, hingga Februari, harga jual salak hanya dibanderol Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu per kilogram.

Baca juga: Kejayaan Apel Poncokusumo Malang Tinggal Kenangan, Kini Mulyadi Beralih Fokus ke Tanaman Jeruk

Hal ini dirasakan sendiri oleh Tedjo, sebab ia memiliki lahan salak seluar 1 hektar di belakang rumahnya. 

Namun ia masih mempertahankan lahan tersebut yang kini masih berproduksi.

Setiap panen, buah tersebut terkadang dibiarkan jatuh. 

Jika tidak masih ada beberapa tengkulak yang datang.

Mereka pun tidak membeli buahnya dengan jumlah besar.

"Kadang tengkulak dari sekitar ( Desa Suwaru) saja yang datang. Di pinggir jalan raya sebenarnya ada yang jual, tapi itu bukan salak suwaru asli, biasanya itu salak pondoh tapi bilangnya suwaru. Kalau mau yang asli bisa ke rumah-rumah," terangnya.

Ia menjelaskan, alasan salak suwaru tidak sepopuler salak pondoh karena cepat busuk.

Baca juga: Ikon Kota Mulai Terkikis, Hasil Panen dan Lahan Apel di Kota Batu dari Tahun Ke Tahun Kian Menurun

Salak suwaru dikenal memiliki kandungan air banyak sehingga tidak bisa bertahan lama.

"Kalau dibandingkan salak pondoh, Salak Suwaru lebih besar, rasanya lebih manis, dan masih," terang Tedjo dengan menggambarkan besarnya Salak Suwaru sekepalan tangan.

Bagaimana pun, Tedjo tidak bisa berbuat banyak untuk mempertahankan keberadaan salak tersebut.

Ia bercerita, Bupati Malang Sanusi saat berkunjung ke Desa Suwaru sempat meminta Tedjo untuk mempertahankan buah ini. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved