Lumajang

Kesedihan Petani di Lumajang Akibat Erupsi Gunung Semeru, Uang 10 Juta Hilang Ditelan Reruntuhan

Kesedihan Petani di Lumajang Akibat Erupsi Gunung Semeru, Uang 10 Juta Hilang Ditelan Reruntuhan

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/M Erwin
ERUPSI SEMERU - Toha, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, termenung sembari berharap uang Rp 10 juta lebih yang ada di dalam jaketnya bisa ditemukan. Uang itu tertimbun reruntuhan selepas erupsi Gunung Semeru. 

Ringkasan Berita:
  • M Toha berupaya menggali sisa-sisa rumahnya yang tertimbun material vulkanik erupsi Gunung Semeru demi mencari uang tunai Rp 10 juta yang ia simpan di dalam sebuah jaket
  • Toha, yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, kehilangan hampir seluruh hasil panennya setelah awan panas menerjang wilayahnya pada Rabu lalu

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Aktivitas erupsi Gunung Semeru masih menyisakan kisah pilu mendalam bagi warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, seorang warga bernama M Toha terlihat berupaya menggali sisa-sisa rumahnya yang tertimbun material vulkanik demi mencari uang tunai Rp 10 juta yang ia simpan di dalam sebuah jaket.

Toha, yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, kehilangan hampir seluruh hasil panennya setelah awan panas menerjang wilayahnya pada Rabu lalu.

Rumahnya luluh lantak dan tertutup lapisan pasir vulkanik yang masih menyisakan panas.

Rumah tersebut ditinggali Toha bersama 3 anggota keluarganya, kata dia, rumah yang berada di zona rawan bencana tersebut merupakan warisan peninggalan orang tuanya.

Pada Sabtu (22/11/2025) sore, ia kembali ke lokasi, ditemani saudaranya, Suryanto beserta kerabatnya untuk mencari uang yang menjadi harapannya untuk menjalani hidup.

Baca juga: Waspada Gangguan Kesehatan, Keluhan Pengungsi Erupsi Semeru Lumajang Mulai Terdengar di Pengungsian

Dengan tangan kosong dan sebilah alat seadanya, warga Sumbersari tersebut menggali puing-puing rumah yang sudah tak berbentuk.

Asap tipis masih mengepul dari material vulkanik, namun ia terus meraba-raba kemungkinan jaket itu berada di bawah tumpukan pasir.

Meski tampak letih, Toha bersama Suryanto berhenti sambil menatap kosong ke arah bekas rumahnya.

Sesuai penuturan warga lain, sejak peristiwa itu terjadi, ia terlihat linglung dan tak banyak bicara.

“Saya habis panen sekitar tiga kwintal salak semua tertimbun."

"Uang sepuluh juta itu saya simpan di jaket semoga masih ada,” ucap Toha saat ditemui SURYAMALANG.COM dengan suara perlahan.

Sebagai petani salak, Rp 10,5 juta itu adalah hasil kerja kerasnya selama beberapa bulan.

Toha mengaku tak sempat menyelamatkan apa pun pada hari erupsi, karena ia dan keluarganya harus segera mengungsi demi menyelamatkan nyawa begitu alarm suara peringatan erupsi dibunyikan pada Rabu lalu.

Sementara itu, sang adik, Suryanto, tetap berusaha membantu mengangkat lapisan pasir setinggi lutut yang menimbun sebagian besar bangunan.

Sumber: SuryaMalang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved