Kota Malang
Investor Muda di Malang Terus Bertumbuh, OJK Gandeng Piyu Padi Berikan Literasi Aman dalam Investasi
Investor Muda di Malang Terus Bertumbuh, OJK Gandeng Piyu Padi Berikan Literasi Aman dalam Investasi
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang terus memperkuat upaya literasi keuangan di kalangan anak muda.
Yakni dengan menggelar kegiatan Financial Literacy For Youth yang digelar di Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Senin (6/10/2025).
Kegiatan ini digelar bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2025 dan seiring dengan meningkatnya minat anak muda terhadap investasi digital dan dunia finansial.
Ada lebih dari 200 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ini dari berbagai macam kampus di wilayah Malang Raya dan sekitarnya.
Serta mengundang beberapa narasumber, seperti Poltak Hotradero dari PT Bursa Efek Indonesia dan Piyu Padi sebagai influencer.
Kepala OJK Malang, Farid Faletehan menjelaskan, bahwa kegiatan literasi finansial bagi anak muda ini memiliki dua tujuan utama.
Pertama, mengenalkan berbagai instrumen investasi yang sah dan diawasi OJK.
Kedua, menumbuhkan kesadaran bahwa investasi tidak selalu membutuhkan modal besar dan dapat dimulai sejak dini.
Baca juga: Budiar Jadi Sekda, Bupati Malang Sanusi Tunjuk Johan Dwijo Saputra sebagai Plt Kadis Cipta Karya
"Kami ingin anak muda tahu bahwa investasi itu tidak harus menunggu mapan atau punya banyak uang."
"Di pasar modal, dengan seratus ribu rupiah saja sudah bisa membeli saham. Yang penting adalah memulai, belajar, dan memahami risikonya," jelasnya kepada SURYAMALANG.COM.
Menurutnya, pemahaman dasar tentang pengelolaan keuangan sangat penting, terutama bagi mahasiswa dan generasi muda yang mulai mandiri secara finansial.
Melalui literasi ini, OJK juga ingin menanamkan kebiasaan positif dalam mengatur uang, termasuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan dan investasi.
"Mulailah melatih perencanaan keuangan sejak dini. Jangan semua uang dihabiskan, sisihkan minimal 10 persen untuk ditabung atau diinvestasikan."
"Itu kebiasaan kecil yang dampaknya besar di masa depan," ujarnya.
Data OJK menunjukkan, bahwa tingkat partisipasi anak muda dalam dunia investasi terus meningkat, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Di Kota Malang sendiri, jumlah investor baru tumbuh signifikan selama satu tahun terakhir.
"Dari data yang kami miliki, pertumbuhan investor baru di Malang mencapai sekitar 12.990 orang dalam setahun, atau rata-rata seribu investor baru setiap bulan."
"Kami memperkirakan sebagian besar di antaranya adalah mahasiswa atau generasi muda di bawah 30 tahun," terangnya.
Secara nasional, tren ini sejalan dengan peningkatan minat investasi di kalangan muda.
Sekitar 54 persen dari total investor pasar modal Indonesia saat ini berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun.
Fenomena ini, menurut OJK, menjadi bukti bahwa generasi muda mulai sadar akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang dan potensi pasar modal sebagai salah satu pilihan investasi.
Namun, peningkatan minat ini juga diiringi dengan tantangan besar.
Banyaknya platform investasi digital dan munculnya investasi ilegal menjadi ancaman bagi mereka yang belum memiliki pengetahuan memadai.
Karena itu, literasi finansial tidak hanya sekadar sosialisasi, tetapi juga membentuk pola pikir kritis agar anak muda dapat menilai risiko sebelum menanamkan modal.
Farid berharap, edukasi keuangan yang berkelanjutan bisa melahirkan generasi muda yang bukan hanya konsumtif, tetapi juga produktif dan cerdas finansial.
"Kami optimistis, anak muda Indonesia ke depan bisa menjadi investor yang bijak."
"Mereka bukan hanya pengguna produk keuangan, tapi juga mampu memanfaatkan instrumen investasi untuk masa depan yang lebih baik," terangnya.
Di sisi lain, Piyu Padi yang hadir dalam kegiatan ini sebagai influencer juga memberikan ilmu kepada anak muda untuk pentingnya melakukan investasi.
Ia menceritakan akan dirinya dulu yang mulai berinvestasi, meskipun di tengah kesibukannya menjadi musisi.
Banyak pelajaran hidup yang ia berikan, termasuk melakukan investasi dan berbuah hasil.
"Kalau mau berinvestasi, kamu harus punya pendapatan dulu, lalu sebagian kita sisihkan untuk investasi."
"Seperti saya, pekerjaan tetap musisi, tapi sebagian saya sisihkan. Jadi jangan jadi trader kalau masih tanpa pendapatan yang menyokong kita."
Piyu mengatakan, di era saat ini investasi tidak memerlukan modal yang cukup besar. Yang penting berani dan mau belajar.
Menurutnya investasi tak hanya melulu soal uang, melainkan juga ilmu sebagai pedoman hidup.
"Jika sekarang kalian punya uang Rp 5 Juta itu jangan dihabiskan semua, sisihkan untuk mengikuti seminar agar mendapatkan ilmu atau belilah buku," tandasnya.
Piyu Padi
Universitas Brawijaya (UB)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Malang
SURYAMALANG.COM
Farid Faletehan
FPK Kota Malang Berharap Konflik Yai Mim dan Sahara Segera Berakhir, Utamakan Dialog dan Mediasi |
![]() |
---|
Kasus Penyakit Campak di Kota Malang Menurun, Dinkes Sebut Tersisa Satu Pasien |
![]() |
---|
Maling Motor di Malang dengan Mudah Bobol Gembok Pagar Rumah, Motor Honda Beat Dibawa Kabur |
![]() |
---|
Kemendiktisantek Dorong Polinema Jadi Kampus Vokasi Berdampak untuk Ekonomi Nasional |
![]() |
---|
Program Rumah Prioritas untuk Warga Berpenghasilan Rendah, Pemkot Malang Targetkan 200 Pengajuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.