Kabupaten Malang

Muhammad Bazarullah, Siswa SDN Pajaran II Kabupaten Malang Juara 1 Tingkat Nasional FLS3N

Muhammad Bazarullah, pelajar kelas 6 SDN Pajaran II, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, adalah potret bocah kampung yang hebat

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
IST
JUARA - Muhammad Bazarullah (tengah), Siswa SDN Pajaran II Kabupaten Malang Juara 1 Tingkat Nasional FLS3N. Ia tinggal di Dusun Blendengan, Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang. 

Ringkasan Berita:

SURYAMALANG.COM, MALANG - Muhammad Bazarullah, pelajar kelas 6 SDN Pajaran II, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, adalah potret bocah kampung yang hebat.

Tinggal di kampung terpencil, yakni Dusun Blendengan, Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang atau 3 kilometer dari sekolahnya, namun punya prestasi nasional.

Yakni, Jumat (7/11/2025) lalu, ia berhasil menyabet juara 1 tingkat nasional dengan mengalahkan anak SDN se-Indonesia.

Itu lomba tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Nasional untuk mencari bakat. Yakni, ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Cabang Kriya atau kerajinan tangan.

Ditemui di rumahnya, Minggu (9/11/2025) pagi itu, ia sedang bermain di dekat rumahnya bersama teman sekampungnya.

Maklum, ia sudah lima hari meninggalkan kampungnya sehingga mungkin kangen. Sebab, sejak Rabu (5/11/2025) hingga Sabtu (8/11/2025) kemarin, dia berada di Jakarta, untuk mengikuti lomba di Novotel Mangga Dua Square, selama dua hari, Rabu dan Kamis (6/11/2025).

Baca juga: Bocil Berprestasi di Kabupaten Malang Kesulitan Biaya Ikut Lomba Seni Nasional, Bupati Turun Tangan

"Kalau di rumah ya seperti itu (bermain sama teman-temannya)," tutur Ria Ariska (28), ibunya kepada SURYAMALANG.COM.

Prestasi Bazarullah itu bukan langsung dipuncak seperti itu, namun sebelumnya sudah tiga kali juara satu, dengan membikin karya yang sama, yakni caplokan.

Di antaranya, juara satu tingkat SDN se-Jawa Timur. Namun, kali ini dia bikin karya caplokan yang diberi nama Naga Amerta. Itu berukuran 70 x 50 centimeter.

"Itu naga air, yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan yang abadi," tutur Muhammad Bazarullah.

Di balik prestasinya yang membanggakan orangtua dan sekolahnya, ada orang yang berjasa. Di antaranya, bu guru Sri Nartika, Siti Nur Uliyah, Kasek SDN 2 Pajaran, dan Agung Widodo, guru pembinanya. Dan, satu lagi, adalah ibunya sendiri, Ria Arista.

"Bapaknya (Sunari, 38 tahun) tak ikut ke Jakarta. Untungnya, dapat uang saku dari Pak Bupati (Muhammad Sanusi), sehingga saya bisa menemaninya selama tidur di hotel," tutur Ria, yang bekerja sebagai buruh pabrik rokok itu.

Ria mengaku selama tiga hari mendampingi anaknya, dirinya tak enak makan, bahkan tidak bisa tidur.

Ia selalu memikirkan bagaimana anaknya saat berlomba nanti karena harus bersaing sama anak-anak hebat se-Indonesia.

"Saya yang dredeg terus selama di hotel tapi Bazarullah malah tenang. Tiap saya tanya, gimana le nggak grogi ya? Dia selalu bilang tidak, bu, saya doakan saja," tutur Ria yang tiga hari tiga malam selalu mendoakannya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved