Kontras Reaksi Jokowi dan Luhut Ditanya Utang Whoosh: Balik Badan sampai Blak-blakan 'Sudah Busuk'

Kontras reaksi Jokowi dan Luhut ditanya utang kereta cepat Whoosh: mulai balik badan sampai blak-blakan menyebut 'sudah busuk sejak awal'.

|
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Dokumentasi Humas Kemenko Marves
UTANG KERETA WHOOSH - Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi (KIRI) saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, Rabu (5/3/2025). Luhut Binsar Pandjaitan (KANAN) ketika menjabat Menko bidang Kemaritiman dan Investasi memaparkan strategi penanganan kasus Covid-19, kepada para Epidemiologi secara virtual, Jakarta, (4/2/2021). Utang proyek kereta cepat Whoosh mendapat reaksi kontras dari Jokowi dan Luhut. 

"Saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang" beber Luhut dalam acara "1 Tahun Prabowo-Gibran" katanya di Jakarta, dikutip pada Sabtu (18/10/2025).

"Kemudian kita coba perbaikin, kita audit, BPKP, kemudian kita berunding dengan China," lanjut Luhut. 

Baca juga: Sikap Ngotot Danantara Soal APBN Buat Purbaya Makin Tegas, Utang Kereta Cepat Whoosh Bayar Sendiri

Soal beratnya beban utang dan bunga yang harus ditanggung BUMN Indonesia yang terlibat di proyek KCJB, menurut Luhut, hal itu sudah masuk dalam negosiasi dengan pihak China dan saat ini tinggal menunggu keputusan presiden.

Lebih lanjut, Luhut menyampaikan, Presiden Prabowo akan menerbitkan Keppres untuk menyelesaikan persoalan utang Kereta Cepat Jakarta Bandung kepada China. 

Penerbitan Keppres juga berkaitan dengan restrukturisasi utang KCIC. 

"Ya itu kan harus restrukturisasinya. Sekarang sedang dikerjakan, dari kantor saya Seto (Anggota DEN Septian Hario Seto) yang paham betul mengenai itu. Dan tadi pagi saya tanya, kita tinggal tunggu Keppres saja," ujar Luhut. 

"Saya sudah koordinasi dengan Pak Rosan karena dulu saya yang nanganin. Jadi supaya berlanjut saya sudah beritahu Pak Rosan," lanjutnya. 

Sepakat dengan Purbaya

Luhut menyampaikan, sepakat dengan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, soal APBN tidak akan lagi digunakan untuk KCJB sebagaimana yang sudah dilakukan pemerintah di masa lalu.

Menurut Luhut, yang diperlukan sekarang adalah melakukan restrukturisasi dan melakukan perundingan dengan pihak kreditur dari China. 

"Kita ribut-ribut Whoosh, Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu tinggal restructuring saja. Siapa yang minta APBN? Enggak ada yang pernah minta APBN. Restructuring," ucap Luhut. 

Jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menembus sekitar 7,27 miliar dollar AS atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500). 

Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga sebesar 2 persen per tahun. 

Baca juga: Keputusan Utang Kereta Cepat Whoosh Setelah Purbaya Tolak Bayar Pakai APBN, Ini Reaksi Istana

Utang pembangunan Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama. 

Bunga utang KCJB ini jauh lebih tinggi dari proposal Jepang yang menawarkan 0,1 persen per tahun. 

Selain itu, total utang tersebut belum menghitung tambahan penarikan pinjaman baru oleh KCIC karena adanya pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dollar AS, bunga utang tambahan ini juga lebih tinggi, yakni di atas 3 persen per tahun.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved