Breaking News

Penyebab Jokowi Bukan Satu-satunya yang Tanggung Jawab Utang Whoosh Rp116 T, Prabowo Ikut Terikat

Penyebab Jokowi bukan satu-satunya yang tanggung jawab utang Whoosh Rp116 triliun, Prabowo ikut terikat, ini penjelasan pakar kebijakan publik.

|
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati/Tribunnews/Jeprima
UTANG PROYEK WHOOSH - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ketika berada di kediamannya di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo (KANAN). Presiden Prabowo Subianto (KIRI) memberikan keterangan pers di kediamannya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh tidak cuma tanggung jawab Jokowi bisa seret Prabowo, ini penjelasan pakar. 

Dari unsur pemerintah, bakal diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kita sudah diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur untuk segera kita negosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus," ujarnya.

Ketika ditanya, apakah dengan mengajak unsur pemerintah berarti utang Whoosh akan turut menggunakan APBN, Dony tidak menjawab secara gamblang.

Dony hanya mengatakan, Danantara bakal terus mencari opsi terbaik terkait pelunasan utang Whoosh dan menegaskan pihaknya tetap mengikuti aturan dari pemerintah.

"Kita akan mencari opsi terbaik yang belum tentu pakai itu (APBN -red), dan kami mengikuti saja arahan pemerintah. Toh Danantara sebetulnya yang paling penting bagaimana beroperasi dengan baik," tegasnya.

Lebih lanjut, Dony meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan terkait utang proyek Whoosh.

Dony menyebut, Whoosh kini sudah bermanfaat bagi masyarakat dan akan terus meningkatkan kualitas pelayanan kereta cepat Jakarta-Bandung itu. 

Doni menjelaskan, Whoosh saat ini bisa mengangkut penumpang hingga 30 ribu orang per hari.

"Mengenai penyelesaian keuangan menurut saya itu kan hanya opsi saja, tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional, KCIC itu sudah memberikan positif secara operasional, sehingga tidak khawatir dalam proses operasional," tuturnya.

Beban Utang Kereta Cepat

Nilai utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang fantastis mencapai lebih dari Rp100 triliun membebani BUMN seperti PT KAI (Persero) sebagai salah satu pemegang saham utama.

Kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp19,54 triliun, dari biaya awal yang direncanakan 6,07 miliar dollar AS.

Sehingga, total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp116 triliun.

Untuk membiayai investasi 7,2 miliar dollar AS (Rp116 triliun) pada proyek ini, 75 persen di antaranya didapat dari pinjaman China Development Bank.

Baca juga: Pujian Rektor UGM Sebut Jokowi Alumni Kebanggaan Buat Roy Suryo Panas: Bukan Berarti Lulus!

Sementara sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu PT KCIC yang merupakan gabungan dari PSBI (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen).

Adapun proyek Whoosh digadang-gadang sebagai salah satu proyek mercusuar dan ambisius di masa pemerintahan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Setelah terungkap besarnya beban dari proyek kereta cepat ini, nama Jokowi pun turut terseret hingga dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

(Tribunnews.com/Tribunnews.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved