Tegas Jokowi Soal Whoosh: Bukan Proyek Rugi dan Cari Laba, Harus Bersyukur 'Ini Kan Tahun Pertama!'

Tegas Jokowi soal Whoosh: bukan proyek rugi dan cari laba, masyarakat harus bersyukur tekan kerugian negara 'ini kan tahun pertama!'

TribunSolo.com/Andreas Chris/Dokumentasi PT Kereta Cepat Indonesia China
UTANG PROYEK WHOOSH - Kereta Cepat Whoosh yang akan melayani penumpang rute Stasiun Halim-Stasiun Tegalluar (KIRI). Presiden ke-7 RI Joko Widodo (KANAN) saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Solo, Jumat (27/12/2024) malam. Jokowi akhirnya buka suara soal Whoosh, bukan proyek rugi dan cari laba, 'ini kan tahun pertama!' 

“Adanya Whoosh juga bisa meningkatkan nilai properti. Saya kira kemanfaatannya seperti itu, dan itu bisa jadi pembanding,” ujarnya.

Baca juga: Sindiran Dian Sandi ke Roy Suryo Serang Jokowi Tiap Hari Cuma 16 Persen yang Percaya Bandar Ngamuk

Jokowi menegaskan pembangunan transportasi massal adalah bentuk investasi jangka panjang, bukan semata proyek infrastruktur untuk mencari laba. 

“Kalau kita lihat transportasi massal di negara lain juga sama. Hitungannya pasti adalah hitungan investasi, baik di Korea, di China, di Jepang, maupun di Eropa,” jelasnya.

Menurutnya, negara-negara maju juga memberikan subsidi besar untuk layanan transportasi publik.

“Seperti Metro Paris, itu subsidinya hampir 50 persen. Di London Underground, di metronya London juga sama, subsidinya hampir mencapai 50 persen,” terangnya.

Pakar Meyakini KPK Sudah Bergerak

Sementara itu, pakar hukum pidana Abdul Fickar Hadjar meyakini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pasti tengah menyelidiki adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Fickar menyoroti hal itu karena ada pemindahan kebijakan kerjasama proyek kereta cepat dari tawaran Jepang ke China.

Fickar menilai, KPK sudah mulai melakukan penyelidikan, apakah pemindahan mitra kerjasama dalam proyek KCJB membawa keuntungan kepada pihak-pihak tertentu. 

"Saya kira, penegak hukum termasuk di dalamnya KPK sedang bekerja secara diam-diam menyelidiki apakah memang ada peristiwa pidananya di situ," kata Fickar dalam program On Focus di YouTube Tribunnews, Kamis (23/10/2025).

"Peristiwa pidananya, apakah ada yang diuntungkan atau apakah ada yang mendapat keuntungan dari dalam kebijakan memindahkan pilihan bisnis dari Jepang ke Cina? Nah, itu yang menjadi fokus perhatiannya," tambahnya.

Selanjutnya, Fickar juga menanggapi soal dugaan terseretnya nama Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) saat ini, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait sengkarut proyek Whoosh.

Baca juga: Kondisi Rumah Pensiun Jokowi Hampir Jadi, Hadiah Negara Sempat Ditolak Meski Harga Tanah Fantastis

Adapun Jokowi dan Luhut kini menjadi tokoh yang dikait-kaitkan oleh publik dengan polemik Whoosh.

Jokowi saat itu sebagai presiden menjadi pengambil keputusan utama, sementara Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (MenkoMarves), yang mengawasi investasi asing termasuk kerjasama dengan China.

Bahkan, Luhut ditunjuk sebagai Ketua Komite Proyek KCJB berdasarkan Perpres No. 93 Tahun 2021.

Sehingga, banyak publik yang bertanya-tanya, apakah Jokowi dan Luhut bisa diperiksa terkait proyek Whoosh yang kini berbuntut utang fantastis, terutama setelah rencana kerjasamanya dialihkan dari Jepang ke China.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved