Rencana Prabowo Bayar Utang Whoosh Pakai Sitaan Koruptor, Tifa: 'Bos Termul' Jangan Senang Dulu

Presiden Prabowo berencana membayar utang Whoosh menggunakan harta hasil sitaan koruptor. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolase Tribunnews/Jeprima dan YouTube Sekretariat Presiden
UTANG WHOOSH - Presiden Prabowo mengatakan dirinya akan tanggung jawab soal proyek Whoosh di era Jokowi yang disorot karena diduga di mark-up, karena mengaku sudah pelajari dan semuanya wajar serta tidak ada masalah. Hal itu diungkapkan Prabowo saat akan meresmikan Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/1/2025). 

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, anak usaha KAI, PT PSBI, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024. 

Artinya, dalam sehari saja bila menghitung dalam setahun ada 365 hari, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung rugi dari beban KCIC sebesar Rp 11,493 miliar per hari. 

Kemudian, Prabowo menyatakan, pemerintah akan membayar utang Whoosh sebesar Rp 1,2 triliun per tahun. 

"Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun," kata Prabowo

Menurut Prabowo, dirinya bakal menggunakan uang negara hasil pengembalian dari para koruptor untuk membayar utang Whoosh

"Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” ujar Prabowo

Selain itu, Prabowo menyinggung bahwa semua uang yang dipakai negara untuk kepentingan rakyat berasal dari pajak yang dibayarkan rakyat. 

Prabowo lantas menjelaskan bahwa pemerintah selama ini juga memberikan subsidi harga tiket kereta kepada masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab menghadirkan transportasi murah. 

"Tadi disampaikan Menhub, semua kereta api kita, pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen. Ya ini kehadiran negara, ini kehadiran negara. Dari mana uang itu? dari uang rakyat, dari pajak, dari kekayaan negara. makanya kita harus mencegah semua kebocoran," kata Prabowo.

Prabowo meminta polemik utang Whoosh jangan dihitung dari untung dan rugi. 

Ia menyebut, keberadaan kereta cepat harus dilihat dari manfaat yang dirasakan masyarakat. 

Menurutnya, semua sarana teknologi yang dihadirkan untuk kepentingan publik adalah tanggung jawab pemerintah. 

Baca juga: Realistis Tanpa Jokowi: Pengamat Ungkap Alasan Projo Pindah ke Prabowo, Tak Berbuah Insentif Lagi

 RESTRUKTURISASI UTANG - Calon penumpang kereta cepat Whoosh berfoto di samping miniatur Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Jumat (24/10/2025). Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan pemerintah dan China sepakat merestrukturisasi pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan memperpanjang masa pembayaran utang hingga 60 tahun agar beban keuangan proyek menjadi lebih ringan. Warta Kota/Yulianto (Warta Kota/Yulianto)
 RESTRUKTURISASI UTANG - Calon penumpang kereta cepat Whoosh berfoto di samping miniatur Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Jumat (24/10/2025). Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan pemerintah dan China sepakat merestrukturisasi pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan memperpanjang masa pembayaran utang hingga 60 tahun agar beban keuangan proyek menjadi lebih ringan. Warta Kota/Yulianto (Warta Kota/Yulianto) ()

Sebab, terdapat mekanisme public service obligation (PSO) di dalamnya. 

"Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh. Whoosh itu, semua pabrik transportasi di seluruh dunia, jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat nggak untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation," kata Prabowo dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025). 

Menurut Prabowo, kehadiran Whoosh dilihat dari manfaat yang dirasakan masyarakat, seperti mengurangi kemacetan dan polusi. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved