Malang Raya

5 Fakta Dosen Universitas Brawijaya Malang Jadi Dokter di Daerah Terpencil, Warga Bawa Hewan Ternak

Berikut adalah lima testimoni dari dosen Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang saat menjadi dokter di daerah terpencil di Indonesia.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Kolase Kompas dan Tribun Jambi
Ilustrasi - 5 Fakta Dosen Universitas Brawijaya Malang Jadi Dokter di Daerah Terpencil, Warga Bawa Hewan Ternak 

Untuk Universitas Brawijaya Malang mendapatkan bagian untuk tiga daerah prioritas yakni NTB, NTT dan Papua.

"Dari Kemenkes, Fakultas Kedokteran  Universitas Brawijaya (FKUB) mendapat bagian penyebaran dokter di tiga daerah prioritas yaitu NTB, NTT dan Papua. Secara garis besar sudah lebih dari 20 lulusan dokter spesialis FKUB mengikuti program WKDS," ungkap Wayan.

"Menurut saya, kita sebagai NKRI sangat setuju adanya program WKDS untuk masyarakat daerah terpencil supaya tetap mendapatkan pelayanan kesehatan," lanjutnya.

5. Pengalaman Dr dr I Wayan Arsana Wiyasa SpOG (K) Saat Melakukan Pengabdian

Dulum saat melakukan pengabdian Wayan Arsana ditugaskan di daerah NTT.

"Pengalaman saya dulu, seusai lulus dokter di daerah NTT yang lokasinya di timur tengah selatan. Setelah lulus dari spesialis, saya dapat di daerah Jawa, pertimbangannya karena dulu sudah pernah mengikuti program di luar Jawa," kenang Wayan. 

Menurutnya, setiap dokter spesialis perlu untuk melakukan program ini untuk menumbuhkan sikap cinta tanah Air. 

"Sangat perlu dan cinta tanah air, apalagi pengalamannya sangat banyak. Kasus kesehatan hingga bersosial dengan masyarakat setempat," jelasnya. 

6. Warga Berobat Bawa Hewan Ternak

Salah satu hal yang ia tak bisa lupa adalah saat warga lokal datang ke dokter untuk berobat. 

Tidak seperti biasanya di mana mereka membawa uang, warga di daerah terpencil akan membawa hewan ternak saat mengunjungi dokter

"Penghargaan dokter di daerah terpencil itu sangat luar biasa. Mereka (masyarakat) bawa hewan ternak dan hasil ternak untuk biaya berobat," kenang Wayan.

"Saya tidak memikirkan biaya, tetapi ketulusan mereka yang sangat luas biasa," lanjutnya. 

Wayan pun sangat menyarankan para dokter spesialis untuk mengikuti program ini. 

"Menurut saya, sebaiknya lulusan dokter spesialis mengikuti program dari Kemenkes melalui PDS. Karena akan menambah keilmuan kedokteran itu yang utama dan akan menambah hati nurani menjadi seorang dokter," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved