Breaking News

Densus 88 Tangkap Teroris di Kota Batu

INGAT Teroris Kakap Dr Azahari Tewas di Kota Batu? Jejak Persembunyiannya Diikuti Remaja 19 Tahun

Anda ingat teroris kakap Malaysia, Dr Azahari tewas saat sembunyi di Vila Flamboyan Kota Batu pada 2005? Kini Densus 88 menangkap HOK usia 19 tahun.

|
Penulis: Dya Ayu | Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.com/PURWANTO
Anggota Densus 88 mengamankan lokasi tempat penggerebekan terduga teroris HOK di Perumahan Villa Syariah Bunga Tanjung Kota Batu, Kamis (1/8). Aksi HOK sembunyi di Kota Batu mirip yang dilakukan Dr Azahari pada 2005 silam. 

Oleh karena itu, buku ini diawali dengan mewawancari para saksi dan pelaku Bom Bali Satu.

Setidaknya ada 12 pelaku utama Bom Bali Satu yang diceritakan oleh 6 orang yang masih ada sebagai saksi hidup.

Mereka yang terlibat langsung antara lain adalah Mukhlas alis Ali Gufron, Abdul Goni, Mubarok, Imam Samudera, Ali Imron, Sawad, Umar Patek, Amrozi, Idris dan Abdul “Dulmatin” Matin, Dr Azhari, Nurdin M Top.

Sebagian besar pelaku adalah lululsan Akademi Militer Afghanistran dari berbagai angkatan.

Azahari sendiri dikenal sebagai ahli bom kelas kakap yang pernah mengikuti kursus singkat militer di kamp militer milik Osama Bin Laden.

“Buku ini merupakan kisah the untold story dari tewasnya Azahari di Batu. Buku ini diberi judul Misi Walet Hitam karena penggerebegan dan pengepungan Azahari di Villa Flamboyan, batu Malang ini disebut sebagai tugas pertama yang nyata lawannya setara bagi kemampuan pendidiakan yang dilakukan TIM CRT (Crisis Responsive Team). Walet Hitam diangkat sebagia figur dalam buku ini karena TIM CRT inilah yang pada akhirnya menyudahi hidup dalang dibalik aksi-aksi terorisme di Indonesia sejak awal tahun 2000-an,” ujar Arif Wachjunadi.

Buku ini merupakan hasil wawancara dari para pelaku dan saksi hidup termasuk di dalamnya mantan Kapolri Dai Bachtiar, Komjen Pol (pur) Imam Sudjarwo, Komjen Pol (Pur) DR Ito Sumardi, Komjen Pol (Pur) Gories Mere, Irjen Pol (Pur) SY Wenas, Irjen Pol (Pur) I made Mangku Pastika, irjen Pol (pur) Bekto dan Irjen Pol (Pur) Budi Setiawan. Irjen Pol Carlo Brix Tewu, Irjen Pol Petrus Golose, Irjen Pol Idam Azis, Irjen Pol Syafeii, Brigjen Pol Martinus Hukom , Kombes Pol Ibnu Suhendr.

Tujuan dari buku ini, menurut Arif, adalah mendokumentasikan sejarah penegakan hukum melawan terorisme di Indonesia.

Selain itu, adalah buku “Misi Walet Hitam” ini merupakan sarana edukasi bagi generasi baru Indonesia tentang banyaknya ancaman yang terbuka terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Lebih jauh dijelaskan juga oleh Arif bahwa Crisis Responsive Team merupakam tim khusus yang dibentuk POLRI untuk menangani keamanan dan gangguan masyarakat.

Anggota Tim CRT tidak lebih dari 24 orang per angkatan. (Dya Ayu/Luhur Pambudi/TribunBali.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved