Surabaya

Wali Kota Eri Cahyadi : Surabaya Terbuka untuk Tiket Terusan Suroboyo Bus-Trans Jatim

Wali Kota menanggapi kemungkinan menerima Trans Jatim untuk menempuh rute dalam kota, khususnya menjangkau Terminal Joyoboyo

SURYAMALANG.COM/Bobby Koloway
TRANSPORTASI ANDALAN SURABAYA - Antusiasme penumpang Suroboyo Bus Listrik (SBL) cukup tinggi sejak transportasi umum (transum) ini diluncurkan November 2024 lalu. Ribuan penumpang telah mencoba moda yang saat ini melayani jalur R4 (rute Terminal Purabaya - Kampus C Universitas Airlangga (Unair) via Jemursari) ini. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan memilih untuk mengintegrasikan transportasi umum dibanding menambah alternatif transportasi baru untuk rute yang sama.

Menurutnya, hal ini menjadi solusi terbaik untuk mengakomodasi semua kepentingan, khususnya moda transportasi.

Hal ini disampaikan Wali Kota menanggapi kemungkinan menerima Trans Jatim untuk menempuh rute dalam kota, khususnya dengan menjangkau Terminal Joyoboyo.

Pada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi sebagai pengelola Trans Jatim, Pemkot akan menawarkan berbagai alternatif solusi lain dibandingkan menerima Trans Jatim di Joyoboyo.

Baca juga: Buntut Trans Jatim Ditolak Pemkot Surabaya, Wagub Emil Bakal Komunikasi dengan Wali Kota Eri Cahyadi

"Yang pasti, kami akan koordinasikan [dengan Pemprov Jawa Timur]. Terpenting, tidak mungkin yang lewat (transportasi eksisting di rute tersebut) itu tidak berfungsi," kata Wali Kota Eri ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM di Surabaya.

Saat ini, rute menuju Joyoboyo telah diisi Suroboyo Bus sebagai angkutan backbone dan Wira Wiri sebagai feeder. Belum lagi dengan lyn yang telah lebih dahulu menjangkau rute yang lebih luas.

"Untuk mengintegrasikan transportasi, jangan pernah mematikan yang sudah ada. Jadi, tidak mungkin ketika ada trayek (angkutan umum) yang lewat di sana, tiba-tiba dimasukkan angkutan umum baru," kata Wali Kota.

Pemkot Surabaya akan menyiapkan beberapa alternatif solusi dalam pola integrasi transportasi tersebut. Di antaranya, menyiapkan kendaraan pengumpan dan menyesuaikan skema tarif tunggal.

Solusi pertama, Pemkot Surabaya akan menerima limpahan penumpang Trans Jatim dari rute Purabaya - Mojokerto maupun Purabaya - Bangkalan. Pada kedua rute tersebut, Trans Jatim memiliki beberapa irisan halte dengan Suroboyo Bus maupun Wira Wiri.

Baca juga: Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan World Mangrove Center

"(Penumpang) Trans Jatim nanti akan turun dimana, kemudian akan diambil oleh Wira Wiri untuk (diantar) ke mana. Nanti akan kami koordinasikan," kata Cak Eri yang juga mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Sedangkan untuk mekanisme tarif tunggal, Pemkot Surabaya juga mengusulkan skema bagi hasil.

"Nanti bisa dihitung, misalnya dari harga Rp 2.000, sampai mana sih? Oh (untuk pembagian) bisa dimulai dari Rp 100-nya. Nantinya, kami koordinasikan dengan Dishub Provinsi," katanya.

Apabila hal ini memiliki titik temu, maka tidak menutup kemungkinan memberlakukan tiket terusan dalam durasi waktu tertentu. Artinya, penumpang cukup membayar satu kali meskipun berganti-ganti moda kendaraan.

"Bisa jadi tiket terusan begitu. Yang pasti, tidak menghilangkan bagaimana ini bisa terintegrasi," katanya.

"Buat saya, integrasi itu bagus. Sehingga, penumpang nggak bingung. Yang penting, [penumpang] ditampung [transportasi] yang mana," katanya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved