Kabupaten Malang

Letak SDN 3 Jedong Malang Mepet Jurang dan Rawan Longsor, Cuma Ditopang Pilar Bambu, DPRD Akan Sidak

Letak SDN 3 Jedong Malang Mepet Jurang dan Rawan Longsor, Cuma Ditopang Pilar Bambu, DPRD Akan Sidak

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
MEPET JURANG - Kondisi jurang di belakang sekolah SDN 3 Jedong, Kabupaten Malang, yang cukup dalam sehingga bikin waswas saat kegiatan belajar mengajar. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Kondisi memprihatinkan bangunan SDN 3 Jedong, Dusun Jaten, Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang sewaktu-waktu bisa longsor, membuat terenyuh anggota DPRD Kabupaten Malang.

Sebab, keberadaan sekolah yang memiliki 168 murid itu, posisinya cukup membikin ketar-ketir wali murid dan guru setempat.

Itu karena bangunannya berada di bibir jurang sedalam 13 meter, dengan ancaman longsor yang bisa datang kapan saja.

"Iya, nanti akan kami agendakan untuk sidak. Kami kok nggak sampai hati, setelah membaca pemberitaan itu (SURYAMALANG.COM)," ungkap Agung Dwi Susanto SP, anggota dewan dari Nasdem, Jumat (22/8/2025).

Sambil menunggu agenda sidak, Agung akan mengecek anggarannya. Itu selayaknya ditangani Dinas Pendidikan atau Cipta Karya.

Baca juga: Ada Jurang di Belakang Sekolah, SDN 3 Jedong Malang jadi Area Berbahaya bagi Siswa dan Rawan Longsor

Sebab, jangan sampai pihak sekolah itu salah mengajukan proposal, sehingga seperti selama ini, yang tak pernah direspons meski sudah tiga kali mengajukan permohonan pembuatan plengsengan itu.

"Nanti, saya tanyakan ke Diknas dan Cipta Karya, proposalnya itu diajukan ke mana," ungkap Agung, yang anggota Komisi III.

Begitu juga Zia'ul Haq, Ketua Komisi IV, yang menangani soal pendidikan, juga menyarankan pada pihak sekolah dengan desa, agar segera membuat proposal, buat pengajuan pembuatan plengsengan.

"Nanti, proposalnya diberikan ke diknas, dan kami juga diberi," tutur anggota dewan tiga periode dari Gerindra.

Sementara, Dr H Suwaji SIp, MSi, Kadiknas Kabupaten Malang, langsung responsif atas rawannya bangunan sekolah yang bisa sewaktu-waktu longsor itu.

"Silakan, pihak sekolah dan desa mengajukan proposal. Itu diajukan ke Cipta Karya dan kami," tutur Suwaji, yang pernah malang-melintang jadi camat dan kepala dinas itu.

Memanggapi respons dari kadiknas, Tekat Wahyudi, Kades Jedong, berjanji akan secepatnya mengirim proposal itu.

"Terima kasih pada Pak Suwaji dan para anggota dewan, yang cukup responsif atas kondisi sekolah, di desa kami," ungkap Tekat.

Seperti diketahui, kondisi sekolah itu agar segera dibuatkan plengsengan karena bangunannya cuma ditahan barongan (pilar bambu atau kayu seadanya).

Mungkin, jika tak ada pohon bambu yang tumbuh subur di belakangnya, mungkin sudah longsor atau minimal temboknya banyak yang retak.

Menurut Suntani, Ketua komite SDN 3 Jedong, jika hujan, airnya gembrojok turun lewat tebing ini sehingga kian hari makin tergerus hingga terus memakan lahan sekolah itu.

Makanya, yang terjadi bukan cuma membuat rawan gedung sekolah itu, namun deretan rumah warga yang ada di bawahnya jurang itu juga bisa tertimpanya.

Sebab, di bawahnya juga ada beberapa rumah warga, seperti milik Rofik (75), Ngatari (50), Ngatamu (50), Toyo (55).

"Sampeyan bisa lihat sendiri, betapa dalamnya tebing ini. Makanya, kami khawatir saja, jika ada anak-anak yang bermain di sekitar sini," tutur Suntani, yang rumahnya berjarak sekitar 15 meter dari bibir jurang itu, atau beradu pandang dengan TPA Supit Urang.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved