Alasan Kakak Beradik di Kendal Sebulan Hanya Minum Air Sumur di Samping Jenazah Ibu, Lemas Tak Makan

Alasan kakak beradik di Kendal sebulan hanya minum air sumur rebusan di samping jenazah ibu, lemas tak makan ditemukan warga mengenaskan.

TRIBUN JATENG/AGUS SALIM IRSYADULLAH
KAKAK-BERADIK KENDAL - Kondisi Putri Setia Gita Pratiwi umur 23 tahun (KANAN) terkulai lemas di RS PKU Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Ia bersama adiknya, Intan Ayu Sulistyowati umur 17 tahun (KIRI), dirawat di rumah sakit karena tidak makan hampir sebulan dan hanya minum air di samping jenazah ibu. 

Adiknya, Intan bahkan sudah tidak sadarkan diri. Sedangkan Putri masih sadar namun terkulai lemas.

Baca juga: Mahasiswa UB Malang Manfaatkan Mikroalga untuk Terapi Kanker Anak, Raih Penghargaan di China

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, kedua orang korban tidak mengalami kekurangan kadar gula, meskipun sudah tidak makan nasi hampir sebulan. 

"Tidak ada tanda kurang gula tapi mengalami dehidrasi, dan tim medis menemukan kedua pasien lemas saat dibawa ke sini pada Sabtu kemarin," ujar Arfa. 

Arfa menerangkan, pihaknya masih kesulitan untuk proses asesmen karena keterangan dari Putri selalu berubah, sedangkan Intan mengalami kesulitan bicara.

"Waktu dianalisa jawabannya selalu berubah," imbuh Arfa. 

Saat ini, pihaknya masih fokus untuk memulihkan kondisi fisik kedua kakak beradik yang kini telah ditinggal ibunya tersebut.

Baca juga: Kasus dan Angka Kematian karena Campak di Pamekasan Terus Bertambah, 12 Warga Meninggal Dunia

Di sisi lain, pihaknya juga akan terus memantau kondisi psikis mereka, dan berkoordinasi dengan psikiater.

"Dirawat sampai sini untuk pemulihan fisik sekitar seminggu. Tapi untuk kejiwaan, kami konsultasikan dengan dokter lain di bidangnya," tambah Arfa. 

Kades Bantah Tuduhan di Media Sosial

Setelah jenazah Setianingsih ditemukan, peristiwa yang dialami kakak-beradik itu viral di media sosial.

Tidak sedikit netizen yang mempertanyakan kedekatan tetangga maupun perangkat desa atas ketidaktahuan kejadian tersebut.

"Di medsos itu sempat ramai katanya tetangga tidak peduli dan sebagainya," kata Kepala Desa Bebengan, Wastoni, Senin (3/11/2025).

Wastoni membantah jika tetangga maupun perangkat desa tidak mengindahkan kondisi keluarga Setianingsih.

"Itu enggak benar kalau tidak peduli. Bahkan proses mengurus jenazah pun kami sucikan sebagaimana mestinya," ungkapnya.

Menurut Wastoni, Putri sempat beli roti sebanyak Rp100 ribu di toko kelontong dekat rumah pada Jumat (3/10/2025).

Roti itu, kata Wastoni akan dimakan bersama adik dan ibunya. Namun setelahnya, tetangga tak lagi melihat Putri keluar rumah lagi.

Sumber: Surya Malang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved