Berita Surabaya Hari Ini

Warkop Langganan Polisi Jual Miras Oplosan Hingga Tewaskan 3 Mahasiswa Universitas Narotama

"Biasanya polisi-polisi nongkrongnya di sini. Makanya, dijuluki warpol atau warung polisi," kata driver ojol soal warkop tempat 3 mahasiswa mabuk.

|
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yuli A
tony hermawan
LOKASI WARUNG - Tiga mahasiswa Universitas Narotama Surabaya tewas setelah menenggak minuman keras oplosan dari warung kopi samping gerbang kampus.  

"Biasanya polisi-polisi nongkrongnya di sini. Makanya, dijuluki warpol atau warung polisi," kata driver ojol soal warkop tempat 3 mahasiswa mabuk.

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Warung kopi tempat tiga mahasiswa Universitas Narotama Surabaya menenggak minuman keras hingga tewas tidak jauh dari lokasi kampus swasta itu.

Letaknya kira-kira 20 meter sebelah timur dari gerbang kampus. Persis tikungan setelah lampu merah Jalan Arif Rahman Hakim. Di kalangan pelanggan warung itu dijuluki 'Warung Polisi'.

Korban pertama ialah OKM, mahasiswa program studi S-1 jurusan Manajemen angkatan 2021.

Kedua, WAAP mahasiswa berstatus cuti dari jurusan Teknik Sipil angkatan 2017.

Ketiga ialah RAM, alumnus Univeritas Narotama.

Baca juga: 3 Mahasiswa Tewas Usai Tenggak Minuman Keras Dekat Kampus Universitas Narotama Surabaya

Baca juga: 3 Mahasiswa Tewas Akibat Miras, Kapolsek Sukolilo Anggap Tidak Cukup Kuat Dibawa ke Ranah Hukum

Driver ojek online yang biasanya mangkal di sana menunggu orderan mengatakan, lokasinya memang cukup rindang. 

Di atas warung ada pohon yang daunnya cukup lebat. Meskipun berada di pinggir jalan raya, tempat parkir untuk sepeda motor cukup luas.

"Biasanya polisi-polisi nongkrongnya di sini. Makanya, dijuluki warpol atau warung polisi," ucapnya.

Usai kejadian ini, pihak Polsek Sukolilo melakukan interogasi terhadap pemilik warung itu.

Pemiliknya adalah wanita usia sekitar 40 tahun. Ibu itu mengaku di warungnya menyediakan minuman keras.

"Jenisnya ada arak atau wiski lokal. Dikemas botol plastik ukuran 600 ml. Sebotol dijual Rp 50 ribu," ujar Kapolsek Sukolilo I Made Patera Negara.

Dikatakan Made, ibu itu bukan pembuat minuman oplosan. Dia membeli dari pembuat di Surabaya.

Identitas penyuplai minuman keras pun telah dikantongi untuk kemudian diselidiki agar peredaran miras oplosan tidak marak di Surabaya.

"Kami sudah tahan barang bukti minuman alkohol sebanyak 6 botol," ucap Made.

Ketika disinggung apakah mengetahui bahwa julukan bagi warung kopi itu adalah warung polisi, Made 
mengaku baru mendengar. Ia berdalih, anggotanya tidak pernah  nongkrong di sana.

Sementara itu, Khusnul, tokoh pemuda Klampis, membenarkan, 'warung polisi' sudah lama menjual miras secara terselubung.

Ia sering mendengar warung kopi itu menjual miras jenis cukrik, vodka dan minuman lokal lainya. "Dulu yang jualan suaminya, sekarang dilanjutkan istrinya," terangnya.

Khusnul melanjutkan, miras-miras tidak disimpan di warung kopi melainkan di belakang warung kopi yang juga lahan untuk merawat beberapa ekor ayam jago.

Baca juga: Kondisi Vokalis Band Usai Tenggak Miras di Hotel Vasa Surabaya yang Bikin 3 Temannya Tewas

Jenazah William Raffly diantarkan menuju  rumah duka di Simokerto, Surabaya. Dia dan dua temannya jadi korban tewas akibat minuman keras dari hotel bintang lima, Hotel Vasa, Surabaya.
Jenazah William Raffly diantarkan menuju rumah duka di Simokerto, Surabaya. Dia dan dua temannya jadi korban tewas akibat minuman keras dari hotel bintang lima, Hotel Vasa, Surabaya. (tony hermawan)
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved