LIPSUS Antisipasi Banjir di Malang Raya
Di Kota Malang Ada Alat Peringatan Terhadap Banjir, Tapi Suara Sirine Dianggap Kurang Keras
Di Kota Malang Ada Alat Peringatan Terhadap Banjir, Tapi Suara Sirine Dianggap Kurang Keras
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebuah tempat yang dipasang Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini banjir berada di RT 7, RW 6, Kelurahan Blimbing, Jalan Letjend S Parman, Kota Malang.
Di tempat ini, ada satu EWS dengan dua corong pengeras suara, satu lampu sirine, dan sebuah kamera pengawas.
Slamet, warga yang rumahnya berjarak 20 meter dari tempat EWS dipasang mengatakan, keberadaan alat itu telah ia ketahui sekitar tiga bulan ini.
Sekali waktu sirine dari EWS pernah berbunyi, namun menurut Slamet waktu itu sedang uji coba.
"Soalnya tidak ada hujan saat itu," katanya.
Dari uji coba itu, Slamet menyayangkan suara sirine yang tidak kencang. Waktu sirine berbunyi, ia sedang berada di luar rumah.
Lalu mendekat ke arah sirine yang berbunyi. Ia juga belum mendapatkan sosialisasi tentang tindakan yang harus dilakukan ketika sirine berbunyi.
"Suaranya itu tidak nyaring, tidak penuh," ujarnya, Minggu (3/11/2024).
Kawasan RT 7, atau tempat Slamet tinggal bukanlah daerah rawan banjir sebelumnya. Namun dalam tiga tahun belakangan, banjir kerap terjadi di rumahnya.
Slamet mulai membuat penghalang di pintu rumahnya agar air tidak masuk rumah saat hujan deras terjadi. Hujan deras selalu mengakibatkan banjir di lingkungannya. Pasalnya, kawasan rumahnya menjadi lokasi pembuangan aliran air.
"Sebelumnya air hanya datang dari arah utara, sekarang juga ada yang dari selatan," katanya.
Slamet menunjukan gorong-gorong yang dibangun oleh Pemkot Malang dekat rumahnya. Gorong-gorong itu baru dibangun beberapa tahun lalu. Ukurannya cukup besar dengan diameter sekitar 1,5 meter.
Gorong-gorong itu mengalirkan air dari kawasan selatan, yang sebelumnya aliran air tidak pernah diarahkan ke rumah warga. Selain itu, juga ada jalur air lainnya dari Utara dan barat.
Ada jalur air yang lebih kecil di bawah gorong itu. Jalur air itu menuju pemukiman warga. Meskipun rumahnya terdampak banjir, namun Slamet mengatakan bahwa yang paling parah terdampak di bagian bawah.
"Rumah saya masih agak ke atas, yang paling bawah di bawah ini," ujarnya.
Waspada Banjir Kabupaten Malang, 17 Kecamatan Rawan Bencana |
![]() |
---|
Penanganan Banjir di Kota Malang, Masih Perlu Edukasi ke Masyarakat |
![]() |
---|
Belum Ada Alat EWS Banjir di Kota Batu |
![]() |
---|
Suara Sirine Kurang Kencang, Warga Belum Tahu Langkah Penyelamatan Saat Banjir di Kota Malang |
![]() |
---|
Bambang Irianto: Penanganan Banjir di Kota Malang Tak Cukup Hanya Normalisasi Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.