Buntut Temuan Limbah Medis di TPA Supit Urang, Warga dari 3 Desa di Wagir Malang Siap Gelar Demo

Buntut Temuan Limbah Medis di TPA Supit Urang, Warga Tiga Desa Siap Demo, LSM Pro Desa Siap Gabung

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Purwanto
FOTO ARSIP - Tumpukan sampah di TPA Supit Urang, Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Buntut ditemukannya limbah medis berbahaya di TPA Supit Urang, Kota Malang, bukan cuma menghentak banyak pihak, namun juga membikin emosi ribuan warga di tiga desa di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Warga tiga desa tersebut selama ini terdampak pencemaran limbah dari TPA Supit Urang.

Mereka bukan cuma kaget karena TPA Supit Urang yang semestinya harus steril dari limbah B3 itu, justru diduga 'diselundupkan' oleh oknum pengelolaan TPA itu.

Buntut dari kabar ditemukannya limbah beracun yang berbahaya itu, warga dari tiga desa, yakni Desa Jedong, Desa Pandanlandung, dan Desa Dalisodo, siap melakukan demo.

Rencananya, satu atau dua hari ini, warga akan melakukan aksi ke DLH Kota Malang, agar dinas yang dipimpin Noer Rahman selama ini tidak sok suci dari 'bisnis' yang begituan itu.

"Iya, warga sudah saling koordinasi, untuk siap aksi. Sebab, mereka sudah jengkel dengan DLH yang cuma omdong (omong doang) dan sok bersih."

"Jika sudah ada kasus beginian (dugaan pembuangan limbah B3), berarti dia selama ini telah mengorbankan kami-kami ini," ungkap Tekat Pribadi, Kades Jedong, Kamis (1/5/2025).

Begitu juga Suprapto, Kades Dalisodo, yang sebagian warganya terkena dampak bau dan serbuan alat ke kampungnya mengaku siap bergabung dengan warga dari desa lainnya, untuk melakukan aksi.

"Kami seperti tak dianggap oleh Pemkot Malang. Masa, kita yang kena dampaknya selama ini, dianggap mencari-cari kopensasi. Jika ada aksi bersama, kami ya siap bergabung," tuturnya kepada SURYAMALANG.COM.

Sementara, Khudori, ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) Pandanlandung mengaku siap jika sudah ada komando dari desa lainnya.

Sebab, menurut dia, desanya yang selama ini juga terdampak namun DLH Kota Malang seperti menutup mata.

"Kami sudah dihubungi. Kami siap turun jalan," tuturnya.

Begitu juga, Abah Sukir, tokoh masyarakat Desa Pandanlandung, yang selama ini paling getol memprotes pencemaran limbah itu mengaku sudah dihubungi warga.

Saat ini, menurutnya, tinggal menentukan hari H-nya, kapan warga itu akan ramai-ramai naik truk ke balai kota sambil bawa sampah.

"Kami melihat seperti tak ada Wali Kotanya saja. Masa Wali Kota (Wahyu Hidayat) kok terkesan tak berdaya menghadapi Kadis DLH (Noer Rahman), ada apa?"

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved