Rektor Universitas Muhammadiyah Malang : Danantara Bisa Dukung Beasiswa dan Majukan Pendidikan

SURYAMALANG.COM, MALANG - Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Nazaruddin Malik, menilai Dana Abadi Nusantara (Danantara) berpotensi besar menjadi sumber pendanaan baru untuk pendidikan dan akselerasi ekonomi Indonesia.

Menurutnya, Danantara hadir sebagai solusi agar pembangunan tidak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Hal tersebut ia sampaikan usai menghadiri kuliah umum yang dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara Indonesia, Prof Dr Muliaman Darmansyah Hadad PhD, Kamis (23/10/2025).

Nazaruddin menjelaskan, konsep utama Danantara adalah memproduktifkan aset-aset milik negara, termasuk aset BUMN agar memberikan keuntungan berkelanjutan.

"Sumber dana produktif di luar APBN yang paling penting sebenarnya dari Danantara ini."

"Logikanya, aset negara dibuat produktif untuk menghasilkan kesejahteraan," katanya.

Baca juga: Katanya Efisiensi Anggaran, Tapi DPRD Kota Batu Malah Gelar Rapat di Hotel Kota Malang, Pemborosan!

Dana hasil pengelolaan Danantara menurut Nazaruddin juga dapat digunakan untuk mendukung dunia pendidikan.

Mulai dari beasiswa, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hingga program pendidikan ke luar negeri.

"Danantara bisa menjadi funding untuk beasiswa. Sangat terbuka untuk mendorong pendidikan," ucapnya.

Nazaruddin juga menyinggung Danantara Academy yang bisa berperan mirip dengan foundation milik perusahaan besar yang mampu menyediakan pendanaan pendidikan secara mandiri.

Dengan dukungan Danantara, ia berharap lebih banyak anak muda Indonesia bisa menempuh pendidikan di kampus-kampus luar negeri demi memperkaya keahlian dan daya saing bangsa.

"Danantara harus bisa menggerakkan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja seperti sektor produktif," ujarnya.

Sementara itu, dalam paparannya Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara Indonesia, Prof Dr Muliaman Darmansyah Hadad PhD menjelaskan, Danantara dibentuk sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) yang mengelola aset dan dividen BUMN secara lebih produktif.

Kehadiran lembaga ini bukan sekadar struktur baru, tetapi instrumen pembangunan untuk memaksimalkan potensi ekonomi nasional secara berkelanjutan lintas generasi.

"Pertumbuhan ekonomi kita terlalu lama tertahan di sekitar lima persen karena tumpuannya hanya pada APBN."