Berita Viral
Buntut Guru Viral Banting Nasi Kotak, Dugaan Pungutan Ratusan Juta di SD Terbongkar, Wali Murid Demo
Buntut guru viral banting nasi kotak, dugaan pungutan ratusan juta di SD Negeri 021 Tarai Bangun terbongkar, wali murid demo, 2 honorer dipecat.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Sebuah skandal besar menyelimuti dunia pendidikan di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, setelah video viral guru membanting nasi kotak di hadapan muridnya viral.
Peristiwa itu terjadi di SD Negeri 021 Tarai Bangun pada Senin (10/11/2025), hingga memicu reaksi keras berupa unjuk rasa wali murid pada Rabu (12/11/2025).
Aksi massa inilah yang akhirnya membongkar borok sekolah, soal dugaan pungutan dengan nilai fantastis, ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Sebagai konsekuensi awal, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar langsung bertindak tegas dengan memecat dua guru honorer dan membuat Kepala Sekolah mengundurkan diri.
Baca juga: Jawaban Faisal Anggota LSM Pelapor 2 Guru yang Dibela Prabowo Diusut Propam: Saya Tidak Salah!
Kepala Disdikpora Kampar, Aidil menyebutkan, pemecatan dijatuhkan kepada dua orang guru yakni, Yon Hendri dan Reza Arya Putra yang masih berstatus honorer.
"Dua honorer sudah diberhentikan," kata Aidil Kamis (13/11/2025) kepada Tribunpekanbaru.com (grup suryamalang).
Aidil mengatakan, kedua pendidik itu berstatus guru honorer yang gajinya bersumber dari komite sekolah, dan memastikan mereka bukan honorer pemerintah daerah.
Selain itu, kata Aidil, Kepala Sekolah SD Negeri 021 Tarai Bangun yakni Aspinawati Harahap juga mengundurkan diri .
Aidil kemudian menunjuk Pelaksana Harian (Plh.) Kepsek.
"Ini dulu upaya untuk menyelesaikan persoalan ini. Hari ini sekolah sudah beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Sederet Bentuk Dugaan Pungutan Liar
Persoalan tersebut mengungkap sejumlah bentuk pungutan terhadap orang tua dan murid.
Pungutan terungkap dalam pertemuan yang memfasilitasi tuntutan aksi unjuk rasa ratusan orang tua dan murid.
Massa mengungkap adanya pungutan iuran tanah timbun Rp50 ribu per orang tua dan biaya penghijauan sekolah Rp35 ribu per-murid.
Sekolah juga dituding melakukan pemotongan sebesar Rp50 ribu terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP).
Selain itu, orang tua juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Baca juga: Kronologi Lengkap 2 Guru Dipenjara dan Dipecat Gegara Bantu Guru Honorer, Viral Dibantu Prabowo
Kemudian, pembayaran uang masuk sekolah tidak transparan karena tanpa bukti kuitansi. Nominal uang masuk sekolah antara murid juga berbeda.
Menanggapi sejumlah pungutan itu, Aidil menyatakan, pihaknya akan mendalami.
"Pungutan itu untuk proses lebih lanjut. Perlu ditelaah," katanya.
Aidil mengatakan, masalah pungutan tidak mungkin dapat diselesaikan saat pertemuan sehingga perlu proses untuk mengungkapnya.
"Perlu adanya laporan resmi. Lalu dilihat jenis dan bentuknya seperti apa," ujar Aidil.
Pungutan Diduga Mencapai Ratusan Juta
Salah satu orang tua siswa, memperkirakan pungutan tersebut mencapai ratusan juta. Ia menghitung dari jumlah murid di sekolah itu sebanyak hampir 1000 orang.
"Jumlah siswa banyak di sini, ada 1000. Jadi kalau dikumpulkan semua bisa ratusan juta," katanya kepada Tribunpekanbaru, Jumat (14/11/2025).
"Belum lagi uang masuk murid baru dari satu juta sampai tiga juta. Alasannya untuk bayar seragam," imbuh wali murid tersebut.
Orang tua siswa yang lain, Elnawati mengungkap pungutan tidak pernah disepakati dalam rapat komite sekolah.
Selain itu, pungutan juga tanpa pertanggungjawaban kepada seluruh orang tua atau wali siswa.
"Tidak ada pertanggungjawaban. Rapat hanya formalitas aja," ungkapnya.
Elnawati mengaku menolak segala bentuk pungutan itu.
"Saya mungkin satu-satunya yang nggak mau membayar. Yang lain bayar semua," ujarnya.
Baca juga: Alasan Guru Honorer Banting Nasi Kotak dari Disdik Berujung Dipecat, Emosi Meledak di Depan Siswa
Terkait ijazah murid tamatan 2025, berdasarkan informasi yang didengar Elnawati, belum ada yang dibagikan.
Elnawati tidak tahu secara pasti alasan sekolah, sehingga belum membagikan ijazah sampai Nopember 2025 ini.
Berdasarkan penelusuran Tribunpekanbaru.com dari situs web Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada Kementerian Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dikdasmen), SDN 021 Tarai Bangun memiliki peserta didik sebanyak 995 orang. Terdiri dari 505 laki-laki dan 490 perempuan.
Sementara pada laman PIP, jumlah penerima tahun 2025 di sekolah itu sebanyak 226 siswa dengan total anggaran Rp75.825.000. Menurun dari 2024 yakni sebanyak 267 siswa dengan total anggaran Rp117.900.000.
Ombudsman Akan Usut
Ombudsman Riau menyorot tajam dugaan pungutan itu dan pelanggaran akan diusut.
Kepala Ombudsman Riau, Bambang Pratama mengaku mencermati pemberitaan tentang guru banting nasi kotak, sampai akhirnya muncul informasi tentang pungutan.
Bambang mengemukakan, Ombudsman akan melakukan penelusuran terhadap dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
"Mengenai dugaan pemotongan PIP itu, Ombudsman akan turun," ungkapnya Kamis (13/11/2025).
Ombudsman juga akan mendalami bentuk-bentuk pungutan lain, termasuk yang diungkap orang tua murid mesti ditindaklanjuti.
Baca juga: Kisah Pilu 2 Guru Dipecat MA Dibela Prabowo: Mengajar Tak Digaji Dituduh Merugikan Keuangan Negara
Bambang mengatakan, penyelesaian masalah SDN 021 Tarai Bangun mestinya tidak sampai pada pemecatan. Unsur pelanggaran juga perlu dituntaskan.
"Masalah pemotongan dan pungutan berkaitan dengan pelayanan dasar di bidang pendidikan. Hal seperti ini harus tuntas dan tidak boleh dibiarkan," tandasnya.
Bambang pun menyebut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kampar, mulai dari Bupati hingga Inspektorat dan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora).
Inspektorat diminta melakukan pemeriksaan dan hasilnya dapat ditindaklanjuti ke jalur hukum jika ditemukan unsur pidana.
"Kita nanti koordinasi soal hasil penelusuran Ombudsman dan pemeriksaan Inspektorat. Hasilnya dilihat sama-sama," kata Bambang.
Persoalan Banting Nasi Kotak
Kepala Disdikpora Kampar, Aidil sebelumnya menjelaskan pemicu guru bernama Yon Hendri membanting nasi kotak, yang bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan.
Awalnya, ratusan nasi kotak itu ditahan di dalam ruangan dan Yon ingin membagikannya langsung kepada murid.
Sementara rekannya, guru meminta agar nasi kotak itu dibagikan secepatnya.
Perdebatan antar guru pun terjadi, akhirnya Yon emosi dan membanting beberapa nasi kotak hingga berserakan di lantai.
Reza Arya Putra, seorang guru laki-laki yang berpihak kepada Yon, dengan kesal mengeluarkan nasi kotak di plastik kresek dari dalam ruangan.
Baca juga: EFEK Suami Anggota DPRD Trenggalek Aniaya Guru SMPN 1, Siswi Pakai HP di Kelas Tolak Masuk Sekolah
Aidil mengakui, nasi kotak itu dari Disdikpora Kampar, namun bukan ditujukan untuk Peringatan Hari Pahlawan.
"Nasi itu dari Disdik untuk kegiatan Bidang Ketenagaan, sosialisasi pencegahan kekerasan," katanya, Kamis (13/11/2025).
Menurut Aidil, SDN 021 Tarai Bangun merupakan satu-satunya sekolah di Kecamatan Tambang yang dipilih menjadi tempat sosialisasi.
"Itu kebetulan hari pertama dan akan berlanjut. SD 021 itu hanya sampel di Kecamatan Tambang. Di kecamatan lain, satu sekolah juga," jelasnya.
Sosialisasi itu menyasar murid dengan materi pencegahan kekerasan terhadap murid, seperti bullying.
Disdikpora mendatangkan pembicara dari Kepolisian Resor dan Kejaksaan Negeri Kampar.
(TribunPekanbaru.com/TribunPekanbaru.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
guru banting nasi kotak
guru honorer banting nasi kotak
Kabupaten Kampar
Kampar
SD Negeri 021 Tarai Bangun
pungutan sekolah negeri
pungutan liar
pungutan
Riau
berita viral
SURYAMALANG.COM
| Kronologi Lengkap 2 Guru Dipenjara dan Dipecat Gegara Bantu Guru Honorer, Viral Dibantu Prabowo |
|
|---|
| Alasan Guru Honorer Banting Nasi Kotak dari Disdik Berujung Dipecat, Emosi Meledak di Depan Siswa |
|
|---|
| Asal Keturunan Keluarga Gus Elham Yahya, Viral Disorot Imbas Aksinya Cium Anak Perempuan Saat Dakwah |
|
|---|
| Aksi Gus Elham Cium Anak Perempuan Disorot KEMENAG, Bakal Ada Sanksi |
|
|---|
| Nasib Vita Amalia, ASN Injak Al-Qur'an Dipecat Pemkab Kepahiang Bengkulu, Klaim Korban Hasutan Pacar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/Buntut-Guru-Viral-Banting-Nasi-Kotak-Dugaan-Pungli-Ratusan-Juta-di-SD-Terbongkar-Wali-Murid-Demo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.