TOPIK
Ayah Bunuh Anak
-
"Nanti bisa saya tempatkan satu kamar dengan anak perempuan saya, jadi ada temannya,"
-
Meski Dina, kakek dan neneknya (Kasiem) membuka diri, Dina tidak serta merta langsung diajak pulang ke kediaman wali kota pada Sabtu (28/2/2015).
-
Bocah berusia 8 tahun itu, juga malu-malu saat ditanya mau atau tidak diajak M Anton. Dina sepontan menjawab mau sambil tersipu malu.
-
"Kalau diperbolehkan nanti kami ajak, kalau tidak maka akan jadi perhatian Dinas Sosial,”
-
"Saya sedih baca berita kasus itu. Katanya, sekarang kakaknya (Dina) hidup sendirian. Kalau keluarganya memperbolehkan, saya mau jadi orangtua asuh,"
-
Apalagi saat kejadian itu, Dina melihat sendiri aksi ayahnya.
-
Dina sudah kembali ke rumah. Di rumah yang berukuran sekitar 3 x 6 meter itu, Kasiem terlihat sedang mempersiapkan makanan dalam kotak untuk selamatan
-
Dina sudah keluar dan meninggalkan rumah sejak pukul 08.00. Dia keluar tanpa ijin dan kemanapun keluarnya tidak ada yang tahu.
-
Entah apa yang ada di kepala Deni ketika melihat Kasih yang baru dipukulnya. Ia kemudian mendaratkan belasan kali pukulan ke tubuh bocah 7 tahun itu.
-
Setiap kesalahan yang dilakukan Dina maupun Kasih, selalu berujung pemukulan. Meski begitu Deni mengaku menyayangi kedua anaknya itu.
-
Dalam keadaan menggigil Kasih masih sempat minta dicium oleh ayahnya dan minta dibelikan es krim. Ia tewas sebelum sempat mendapat pertolongan dokter.
-
Begitu mendengar kedua anaknya bertengkar memperebutkan baju oleh-oleh, Deni marah dan memukulkan bambu pikulan ke paha kedua anaknya.
-
Susah bagi polisi untuk mengorek keterangan dari Deni, karena ia terus menangis dan menciumi setiap barang bukti yang ditunjukkan kepadanya.
-
Dina (8), kakak dari Kasih Ramadani merasa kehilangan adik semata wayangnya yang dihajar ayahnya, Sabtu (21/2/2015) lalu. Ia jadi pemurung dan pendiam
-
Di rumah Munali (orangtua Deni) saat ini ada beberapa keluarga dari Deni. Sedangkan dari pihak ibu Kasih, Wati, belum ada yang datang.
-
Selama ini, Deni bersama istri dan dua anaknya merantau di Sulawesi. Akhir Desember 2014, Deni pulang ke rumah orangtuanya, Munali (69).
-
Tersangka menggunakan bambu berukuran 1.5 meter. Kayu itu dipatah menjadi dua bagian. Lantas digunakan memukul buah hatinya hingga meninggal.
-
Deni memukuli anaknya, Kasi Ramadani menggunakan bambu. Penganiayaan tersebut hanya disebabkan masalah sepele, yakni rebutan baju dengan kakaknya.
-
Deni memukuli anaknya pakai bambu hingga tewas. Masalahnya sepele, sebelum dihajar, Kasi (korban) bertengkar dengan kakaknya, Dina (8), masalah baju.
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved